News  

Bertema GEMATI, MPKU Muhammadiyah Didukung USAID dan Kemenkes RI Launching Sinergi Pelibatan 12 Rumah Sakit/Organisasi/Yayasan Keagamaan dalam Penanggulangan TBC

Suasana kegiatan “Launching Sinergi Pelibatan 12 Rumah Sakit/ Organisasi/Yayasan Keagamaan dalam Penanggulangan TBC”, bertempat di Aula Masjid KH Sudja, Kompleks RSU PKU Muhammadiyah Gamping. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

bernasnews — Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia menjadi agenda penting tahunan dalam gerakan eliminasi TBC. Pasalnya di Indonesia sendiri masih menjadi prioritas masalah kesehatan di mana berdasar laporan yang dilansir oleh WHO tahun 2023, Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosi tertinggi kedua di dunia, setelah India.

Di Indonesia diperkirakan terdapat 1.060.000 kasus baru TBC setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 134.000. Pemerintah Indonesia pun telah berkomitmen untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030. Oleh karena itu, gerakan eliminasi TBC memerlukan komitmen kuat, dukungan dan peran serta secara terpadu dari seluruh jajaran lintas sektor, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lain, termasuk dari sektor swasta, kelompok masyarakat dan organisasi keagamaan.

Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia Muhammadiyah 2024, dengan mengangkat tema “Gerakan Muhammadiya Akhiri Tuberkulosis (GEMATI)”, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui program Mentari TB, didukung oleh USAID dan Kementrian Kesehatan RI menyelenggarakan kegiatan “Launching Sinergi Pelibatan 12 Rumah Sakit/ Organisasi/Yayasan Keagamaan dalam Penanggulangan TBC”, bertempat di Aula Masjid KH Sudja, Kompleks RSU PKU Muhammadiyah Gamping, Jalan Wates, Gamping, Kabupaten Sleman, DIY.

Adapun organisasi keagamaan yang terlibat dalam program ini diantaranya, Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (Pelkesi), Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (Perdhaki), Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU), dan Yayasan Dompet Dhuafa.

Acara lauching ini dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si, Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen, Ketua Tim Kerja TBC Kementrian Kesehatan RI dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA, Gubernur DIY yang diwakili Staf Ahli Gubernur Dr. Sukamta, SH, MH, Ketua Umum Pelkesi, Ketua Badan Pengurus Perdhaki, Pengurus LKNU, Pengurus Yayasan RST Dompet Duafa. Juga hadir para direktur rumah sakit dari organisasi keagamaan, serta pejabat dari Dinas Kesehatan DIY dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

Dalam sambutan selamat datang, Direktur Utama RSU PKU Muhammadiyah Gamping dr. Ahmad Fasiol, SpRad, Mkes, MM R selaku Penyelenggara mengatakan, yang pertama mengucapkan terimakasih MPKU PP Muhammadiyah melalui Mentari TB yang telah menunjuk Yogyakarta dan RSU PKU Muhammadiyah Gamping untuk menjadi tempat penyelenggaraan.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada MPKU PP Muhammadiyah yang telah menunjuk RS PKU Muhammadiyah Gamping, sejak tahun 2020 menjadi salah satu rumah sakit berjejaring rujukan penyelenggaraan dalam pelayanan TBC Resisten Obat, dan alhamduillah cukup signifikan yang kita kerjakan dalam ikut merawat pasien TBC hingga dinyatakan sembuh,” ucapnya.

Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen (Tengah) didampingi oleh Ketua Tim Kerja TBC Kementrian Kesehatan RI dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA dan Ketua MPKU PP Muhammadiyah Dr. Mohammad Agus Samsudin, M.M saat giat Temu Media seusai acara. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Sementara sambutan Gubernur DIY Sultan HB X yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan, dan Politik Dr. SukamtO, SH, MH mengatakan, bahwa penyakit TBC masih menjadi prioritas kesehatan di Indonesia tertinggi sedunia setelah India. Menurut Sultan HB X, untuk mewujudkan komitmen pemerintah Indonesia dalam  mengeleminasi TBC pada tahun 2030 diperlukan dukungan dan peran serta dari seluruh lintas sektor, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lain, termasuk sektor swasta dan kelompok masyarakat.

“Penyakit TBC berdampak tidak hanya pada sektor kesehatan tetapi juag pada aspek sosial, psikologi, dan ekonomi masyarakat. Menjangkau setiap orang dengan TBC dan memastikan setiap pasien diobati sampai sembuh membutuhkan pendekatan yang melalui sektor kesehatan sebagai suatu upaya meuwujudkan kesehatan semesta. Sehingga untuk upaya mengeleminasi TBC juga diperlukan sinergitas dan kolaborasi semua pihak,” harap Gubernur DIY.

Sementara itu dalam sambutannya secara virtual, Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengungkapkan, penemuan kasus TB di Indonesia pada tahun 2023 meningkat hingga 821.000 kasus, tertinggi sepanjang sejarah sejarah Indonesia. “Capaian ini merupakan buahj kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat. Peringatan hari tuberkulosis sedunai merupakan momentum untuk memperkuat komitmen kita semua dalam penanggulangan tuberkulosis,” ucap dia.

Dalam kesempatan ini, Menteri Kesehatan RI menyampaikan selamat dan sukses kepada MPKU Muhammadiyah atas peluncuran sinergi pelibatan organisasi keagamaan dan penanggulangan TBC di rumah sakit. “Saya juga berharap seluruh rumah sakit di bawah organisasi keagamaan dapat berperan aktif dalam memberikan pelayanan TBC berkualitas yang berpihak kepada pasien,” imbuh Budi.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengemukakan, sinergi pelibatan rumah sakit dari lembaga-lembaga keagamaan lain dalam program penanggulangan TBC di Indonesia ini adalah wujud nyata prinsip inklusif Muhammadiyah. “Saya berharap sinergi Muhammadiyah dengan organisasi-organisasi keagaman beserta rumah sakitnya dalam penanggulangan tuberkulosis ini dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang semakin luas,” kata dia.

Sampai saat ini, dengan dukungan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui USAID Mentari TB, Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah telah melakukan skrining TBC terhadap 8.810.749 orang, menemukan 35.636 penderita TBC dengan 93 persen diantaran melakukan pengobatan.

Selain itu, layanan TBC Resistan Obat (RO) juga telah didirikan di 10 rumah sakit Muhammadiyah yang kini telah menjadi rumah sakit rujukan. Sejak tahun 2021, rumah sakit Muhammadiyah telah merawat total 623 pasien TBC RO.

Suasana Aula Masjid KH Sudja, Komplek RS PKU Muhammadiyah Gamping, yang juga dimeriahkan dengan pameran hasil lomba berkenaan Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2024. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen dalam sambutannya mengatakan, Amerika Serikat melalui USAID berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengeleminasi tuberkulosis. Menurut Jeff Cohen, pihaknya percaya lantaran kemitraan inklusif, yang menghormati dan memanfaatkan keberagaman masyarakat Indonesia, sangat penting dalam memerangi penyakit yang mematikan ini.

“Tahun ini Amerika Serikat dan Indonesia merayakan ulang tahun hubungan bilateral ke-75. Kolaborasi USAID dengan Kementrian Kesehatan, Pemda DIY, dan organisasi-organisasi keagamaan dalam penanggulangan tuberkulosis menunjukkan dampak kuat dari hubungan ini,” jelas dia.

“Lebih dari 15 tahun, USAID sudah menjadi mitra Pemerintah Indonesia dalam memberantas TBC. Amarika Serikat, melalui USAID terus mendukung Indonesia mencapai target eliminasi TBC tahun 2030. Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, semua warga masyarakatnya harus sehat dan kuat,” tandas Jeff Cohen.

Seperti diketahui, USAID Mentari TB adalah kegiatan kemitraan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Muhammadiyah untuk mendukung eliminasi atau lepaskan TBC Indonesia. USAID Mentri TB bekerja sama dengan 101 Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah dalam program penanggulangan TBC, serta mendirikan 10 layanan TBC RO di 10 rumah sakit Muhammadiyah, yang kini telah menjadi rumah sakit rujukan. (ted)