News  

Bertopik Pengelolaan Sampah Residu, JPSM ‘SEHATI’ Sleman Gelar Syawalan 1445 H

Kepala DLH Sleman Dra. Ephipana Kristiyanti menyampaikan sambutan dalam acara pertemuan rutin sekaligus Syawalan 1445 H antar anggota JPSM SEHATI Sleman. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

bernasnews — Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) SEHATI (Sehat Elok Hijau Apik Tertib Indah) Kabupaten Sleman menggelar pertemuan rutin sekaligus Syawalan antar anggota JPSM, bertempat di Trimurti Square, Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Selasa (7/5/2024).

Kegiatan jelang akhir bulan Syawal 1445 H ini dihadiri lebih dari 60 peserta antara lain, pengurus dan anggota JPSM yang terdiri dari Bank Sampah, Sedekah, TPS3R dan penggerak lingkungan lainnya. Juga hadir Kepala DLH Sleman Dra. Ephipana Kristiyanti beserta Staf, nara sumber yang menyampaikan materi tentang soal sampah serta permasalahan dan solusinya.

Dr. Hijrah Purnama sebagai Ketua JPSM Sleman dalam sambutannya menyampaikan, bahwa topik  pertemuan saat ini tentang masalah sampah residu yang masih jadi problema, walaupun secara umum  sampah keseluruhan masih juga menjadi problem. Pada pertemuan kali ini agendanya selain Syawalan dan bermaaf maafan.

“Juga  menerima materi dari nara sumber bagaimana cara pengelolaan sampah dan siapa tahu ke depan bias dikerjasamakan dengan JPSM ataupun Bank Sampah dan Sedekah Sampah yang ada di Sleman ini sebagai salah satu solusi untuk mengatasi persolan sampah,” kata Hijrah.

Sebagai nara sumber pertama adalah Billy Andrianto dari Got Bag (yang diprakarsai sejak tahun 2019) merupakan perusahaan sosial  dan bisnis, yaitu Perusahaan yang ingin memberikan dampak lingkungan yang terkait dengan sampah.

Selanjutnya Billy memaparkan materi dengan tema ‘Bangga dadi Solusi, Wegah dadi Polusi’, dengan agenda pengenalan organisasi, ekonomi dan lingkungan saling bersinggungan, dimana permasalahan sampah menjadi polemik karena ada di mana – mana di seluruh pulau di Indonesia. Billy juga menerangkan kegiatan – kegiatan pengelolaan sampah yang telah dilakukan.

Berikutnya Yuris sebagai pemateri kedua menyampaikan ajakan dan imbauan agar sampah harus dipilah dari sumbernya, misalpun tidak dipilah Yuris memberikan solusi dengan adanya mesin pemisah/pemilah sampah antara  sampah organik, anorganik dan residu yang semuanya itu bisa dikelola.

Suasana acara Syawalan 1445 H dan Pertemuan Rutin Anggota JPSM SEHATI Sleman. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

Sementara itu, Kepala DLH Sleman Ephipana mengemukakan, bahwa anggota JPSM baik sedekah sampah atau pun bank sampah merupakan ujung tombak dari DLH, yang diharapkan bisa mengajak masyarakat Sleman, khususnya untuk peduli sampah dengan cara memilah sampah dari sumbernya atau dari rumah. Pasalnya setelah TPA Piyungan ditutup harus mencari solusi untuk mengatasi masalah sampah yang dihasilkan.

“Walaupun kita sudah mempunyai TPST  di Tamanmartani, Kalasan dan Minggir juga telah membuat progam – progam pengurangan sampah  tapi masih ada persoalan- persoalan yang harus kita pikirkan dan harus kita selesaikan,” ujar Ephi.

“Pada tahun 2008 sebetulnya sudah warning kalau TPA Piyungan akan habis jika cara kita membuang sampah masih dicampur. Namun setelah survai ke Bali tahu ada TPST, itu bisa  sebagai salah satu solusi maka Sleman membuat TPST yang rencananya di tahun 2025 di Sleman akan ada 5 TPST,” imbuhnya.

Pihaknya juga menepis adanya isu-isu dan pemberitaan yang menyebutkan DLH Sleman talah melakukan pembuangan sampahnya di bekas galian yang ada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. “Berita itu tidak benar dan tidak ada konfirmasi pada kami (DLH Sleman). Kemungkinan yang melakukan adalah oknum-oknum jasa pembuangan sampah yang tidak terdaftar di DLH Sleman,” tandas Ephi. (nun)