News  

Bank Indonesia DIY Rekomendasi Sejumlah Mitigasi Dampak Tingginya Harga Beras

Illustrasi beras yang saat ini alami peningkatan harga cukup signifikan. (Foto : Wulan/ bernasnews)

bernasnews – Kenaikan harga pada komoditas beras masih menjadi pemicu inflasi di sejumlah daerah termasuk di DIY.

Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat, pada Februari 2024, kenaikan harga beras telah menjadi penyumbang utama inflasi dengan andil sebesar 0,91% secara year-on-year. Sementara inflasi secara tahunan atau (year-on-year/yoy) sebesar 2,75%. Inflasi secara tahun kalender atau (year-to-date) 0,37%.

Menanggapi situasi itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY merekomendasikan sejumlah langkah mitigasi terkait dampak masih tingginya harga beras yang terjadi di berbagai daerah di DIY jelang Ramadhan dan HBKN Idul Fitri 2024.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Ibrahim mengatakan diperlukan pula penguatan kerja sama antar daerah saat masa panen raya beras yang diperkirakan berlangsung pada Maret 2024.

Selain itu, perlu edukasi terhadap masyarakat untuk meminimalisir food waste dan belanja kebutuhan dengan bijak.

“BI DIY merekomendasikan langkah mitigasi yang bersifat seasonal. Salah satunya dengan mengedukasi masyarakat untuk meminimalisir food waste (membuang-buang makanan) dan belanja bijak,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (29/2/2024).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim. (Foto : Wulan/ bernasnews)

Mitigasi seasonal, kata dia, bisa dilakukan dengan memperkuat data dan informasi terkait pasokan, serta optimalisasi pelaksanaan pantauan pasar, terutama pada H-7 dan H+7 HBKN.

Pihaknya juga akan melakukan pemantauan secara real time terhadap pasokan dan harga beras secara intensif dengan memanfaatkan sarana digital melalui website Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY.

Sedangkan untuk mitigasi struktural, mereka bakal memfasilitasi penelitian dan pengembangan tanaman pangan, membangun ketahanan pangan masyarakat melalui pemanfaatan pekarangan atau lahan tidur, serta mengoptimalkan peran BUMD dalam distribusi komoditas pangan utama.

“Kita juga bisa meningkatkan koordinasi dengan pelaku usaha terkait harga jual yang wajar dan pola distribusi yang lancar,” ujar Ibrahim.

Kendati harga beras melonjak, realisasi terhadap inflasi gabungan dua kota penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) di DIY pada awal 2024 itu disebut terjaga pada rentang sasaran nasional sebesar 2,5±1 persen (year on year/yoy).

Menurut Ibrahim, hal itu menjadi sinyal positif dalam mengawal inflasi DIY ke depan, meski potensi risiko tetap perlu diwaspadai, termasuk terkait mundurnya masa panen raya padi akibat dampak El Nino menjelang momen Ramadan dan Idul Fitri.

“Hampir sama bahwa pola historis di masing-masing season Ramadhan itu memang semakin meningkat, ini perlu diwaspadai,” pungkasnya.(lan)