News  

JPSM Mlati Sleman Berhasil Dibentuk, Bernama Forum Lolasari

Suasana giat sosialisasi dan pengenalan JPSM serta pembentukan pengurus JPSM wilayah Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

bernasnews — Menjelang penutupan TPA Piyungan di bulan April mendatang, JPSM (Jaringan Pengelola Sampah Mandiri) Kabupaten Sleman  melaui perwakilan di setiap kapanewon gencar melakukan sosialisasi tentang sampah dan pengelolaannya, dengan membentuk forum kepengurusan lingkungan hidup di setiap kapanewon.

Hal itu juga dilakukan di Kapanewon Mlati, menyelenggarakan giat sosialisasi dan pengenalan JPSM serta pembentukan pengurus JPSM wilayah Kapanewon Mlati, bertempat di aula kantor kapanewon stempat, Kamis (29/2/2024).

Hadir dalam acara tersebut Panewu Mlati Drs. Arifin, M.Laws, Panewu Anom Raden Rohmat Mustajab, S.Ip, MSi, Kepala Jawatan Kemakmuran Yuni Suryani, S.Sos, Wakil Ketua JPSM Kabupaten Sleman Sumarsana, Ulu – ulu dari 5 kalurahan di Mlati. Juga para penggiat lingkungan baik Bank Sampah dan ataupun Sedekah Sampah di Mlati, serta nara sumber dari Ketua Bank Sampah Pendulan sekaligus seksi sosialisasi jPSM Sleman Suharjiyem.

Dalam sambutannya, Panewu Anom Mlati Rohmat menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi kepada JPSM yang telah bersedia membentuk forum lingkungan hidup di kapanewon Mlati, serta segala peramasalahn persampahan. Dan kepada pengurus juga pengelola sampah di basis padukuhan, baik Bank Sampah ataupun pengelolaan sampah mandiri di wilayah masing – masing seberapapun besarnya.

“Pasalnya sampah termasuk persoalan kita. Monggo nanti kita bicarakan atau diskusikan di forum ini, bila ada kendala monggo bisa disampaikan dan akan kami akan fasilitasi. Semoga ada jalan keluar  untuk semua persoalan yang dihadapi,” ujar Rohmat.

Sementara Wakil Ketua JPSM kabupaten Sleman Sumarsana menyampaikan, perihal apa dan bagaimana  JPSM yang merupakan mitra yang  membantu DLH (Dinas Lingkungan Hidup) terkait  soal persampahan. “Tugas JPSM  sebagai wadah komunikasi  dan kordinasi selaku pemangku kepentingan khususnya dalam pengelolaan sampah,” kata dia.

Lanjut Sumarsana menjelaskan, karena Kabupaten Sleman termasuk penghasil sampah terbanyak di DIY maka dimohon perhatian dan bantuannya kepada para bapak ibu dibidang persampahan. “Kegiatan ini mohon diteruskan informasinya ke wilayah kita masing – masing sampai lingkungan terkecil kita karena kita termasauk penghasil sampah,” tegas dia.

Panewu Mlati Arifin didampingi Panewu Anom (Kanan) dan Wakil  Ketua JPSM Sleman (Kiri) saat sedang menyampaikan arahan. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

Dalam kesempatan yang sama, Panewu Mlati Arifin menyampaikan rasa terimakasih dan apresiasi kepada para penggiat  lingkungan baik bank sampah atau sedekah sampah, yang semuanya itu sangat berarti bagi kelangsungan kehidupan. Menurutnya, karena memang sampah sekarang sudah menjadi persoalan yang sangat perlu perhatian, sehingga  persoalan sampah ini perlu ada gerakan – gerakan yang bisa untuk membantu persoalan ini.

“Lantaran pengelolaan sampah sekarang sudah didesintralisasi di wilayah masing – masing, seperti Sleman ada di Kalasan dan Minggir. Tapi itu masih sangat teratas sehingga  perlu ada gerakan untuk menyelesaikan persolan sampah,” kata Arifin.  

“Saya sangat berterimakasih kepada bapak ibu semua yang sudah memulai  gerakan dalam masalah persampahan ini , akan tetapi kita masih perlu mengoptimalkan kembali. Kita revitalisasi, kita reaktivasi lagi bank sampah yang mati suri sehingga pengelolaan sampah yang ada di masing – masing padukuhan menjadi optimal. Oleh karena itu, kita perlu berkumpul untuk bersama – sama berkomitmen tentang masalah sampah ini,” tandasnya.  

Di akhir acara, dilanjutkan dengan pembentukan Forum  Lingkungan Hidup Kapanewon Mlati, yang diberi nama Forum Lolasari. Sementara sebagai ketua dipilih secara aklamasi adalah Hari Santoso, dari KSPM  Gumregah, Jombor Kidul dan  sebagai Wakil Ketua Muzna Nurhayati dari BS MM, Pogung Kidul serta beberapa pengurus harian yang lain. (nun)