News  

Jogja Business Matching 2024 Pertemukan Pelaku Industri Pariwisata Dari Berbagai Daerah

Suasana Jogja Business Matching (JBM) 2024. (Foto : Wulan/ bernasnews)

bernasnews – Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi lokasi pertama yang menyelenggarakan rangkaian event tourism bertajuk Jogja Business Matching (JBM) 2024. Ajang ini juga akan berlangsung di lima kota di Indonesia dimana tentu saja menjadi angin segar bagi sektor pariwisata. 

Project Director Jogja Business Matching, Sri Astuti mengatakan JBM 2024 bakal mempertemukan para seller dengan para buyer yang berasal dari korporasi dan pemerintahan serta travel agent. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, Bogor, Cirebon, Cilacap, Jember, Surabaya, Jakarta, Bandung, Magelang dan lain sebagainya.

Dari kegiatan table top tersebut, Astuti mengatakan transaksi yang ditargetkan mencapai Rp1,5 miliar.

“Kita targetnya itu kalau di setiap event sekitar 1,5 miliar. Tahun ini kita ada lima event yang pertama ini Jogja sebagai pembukanya kemudian di bulan Mei itu di Surabaya terus kemudian Juli di Bandung habis itu di Bali di bulan Agustus terus kemudian di Jakarta bulan Oktober,” ujar Project Director Jogja Business Matching, Sri Astuti, Selasa (23/1/2024).

Puluhan seller yang berasal dari berbagai tourism industry akan bertemu dengan para buyer yang berasal dari corporate dan government serta travel agent itu bakal dipertemukan dalam kegiatan table top itu.

Astuti menjelaskan ada yang menjadi pembeda dari gelaran ini dari tahun sebelumnya dimana JBM 2024 itu pihaknya juga menyelenggarakan UKM Business Matching yang melibatkan UKM anggota forum komunikasi (Forkom) di 17 Kapanewon.

“Ini adalah bentuk komitmen dari kami harapannya melalui Jogja bisnis matching ini sektor kreatif khususnya dar UKM bisa turut merasakan manfaatnya,” tuturnya.

Direktur Pemasaran Nusantara I Kemenparekraf RI, Dwi Marhen Yono tak menepis kegiatan JBM 2024 ini menjadi salah satu upaya yang menarik untuk terus menggeliatkan pariwisata di seluruh Indonesia. Apalagi sepanjang 2023 atau pasca pandemi, pariwisata di berbagai daerah mulai membaik bahkan secara keseluruhan, terdapat kenaikan angka kunjungan wisata.

Pihaknya juga menargetkan ada kenaikan sebesar 10 persen terhadap kunjungan wisatawan di sepanjang  2024 ini. Dengan begitu, dirinya memperkirakan bakal ada Rp 1,800 triliun uang berputar di Indonesia jika target tersebut terealisasi dengan catatan masing-masing wisatawan spending money sebanyak Rp 2 juta.

“Uang berputar di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mulai dari rental mobil, untuk menginap, untuk beli oleh-oleh, untuk beli paket wisata, untuk datang ke desa wisata dan lain-lain prediksinya akan ada Rp 1800 triliun di tahun 2024, sehingga hari ini, salah satu upaya kami dengan cara adaptasi, inovasi dan juga kolaborasi dengan semua stakeholder termasuk dari teman-teman yang hari ini melaksanakan Yogyakarta bisnis matching,” ucap dia.

Terkait pergerakan pariwisata itu, Dwi mengatakan wilayah Jawa masih menjadi daerah favorit untuk dikunjungi. Kendati demikian, pihaknya bakal terus berbenah agar perputaran uang dan kunjungan wisata terjadi secara merata di wilayah luar Jawa.

“Poinnya 3 tadi, aksesnya, amelitas dan atraksi. Kenapa 65 persen di Jawa? Satu penduduknya mayoritasnya ya di Jawa jadi yang bergerak juga mayoritasnya masih di Jawa tetapi di luar Jawa untuk kurs atau pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan di Jawa untuk kurs ya, tapi kalau untuk jumlah itu memang masih lebih rendah,” imbuhnya.

Sementara Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Anita Verawati pun menyambut baik gelaran itu. Saat ini, pihaknya pun sedang berupaya untuk menggenjot length of stay atau lama tinggal dan spending money atau belanja wisatawan yang berkunjung ke destinasi di DIY pada 2024 ini.

“Kalau daya tarik (wisata) kita berkembang banyak ya, cuman memang sekarang ini trend pariwisata kita sebenarnya akan coba kita arahkan dari main tourism ke arah quality tourism experience,” kata Verawati.

Plh Ketua DPD Arsita DIY, Edwin Ismedi Himna turut menambahkan selalu ada perubahan terhadap pola wisatawan utamanya wisatawan domestik. Oleh karenanya, dalam kesempatan business matching ini Ia mengajak seluruh pelaku di sektor pariwisata di berbagai daerah khususnya Yogyakarta untuk dapat berbenah agar tetap menjadi magnet yang menggaet wisatawan untuk berkunjung.

“Kita welcome dengan investor yang kemudian  menciptakan wahana baru apapun itu ya kemudian biar market itu yang memilih jadi kalau memang ini sesuai dengan marketnya mereka yang mereka pasti akan ke sini pasti ada perubahan di domestik,” tandasnya. (lan)