News  

Memaknai Hari Ibu, Pengurus BSSI RW 08 Suryoputran Berbusana Kebaya

Suasana penimbangan sampah pilah di Bank Sampah Surya Indah (BSSI) RW 08 Suryoputran, Jumat (22/12/2023). Foto: Tedy Kartyadi/ bernasnews.

bernasnews — Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, tentu menjadi hari yang Istimewa bagi ibu-ibu maupun calon ibu Perempuan Indonesia. Ada yang memperingati secara personal dan spesial, salah satu tepat pada Hari Ibu, seorang ibu dibebaskan tugaskan tidak boleh memasak, mencuci, dan sebagainya oleh keluarganya.

Kemudian ada yang yang diselenggarakan oleh komunitas, berupa acara hiburan yang sifatnya ringan berupa pagelaran seni dan budaya, demo masak hingga kegiatan yang berbau ilmiah semacam seminar-seminar terkait kiprah dan eksistensi perempuan atau ibu dalam kehidupan rumah tangga, karier, dan politik.

Namun berbeda yang dilakukan oleh ibu-ibu pengurus dan pengelola Bank Sampah Surya Indah (BSSI) RW 08 Suryoputran, dalam rangka memperingati Hari Ibu atau lebih pasnya memaknai, yang juga bertepatan hari operasional/ buka pelayanan penimbangan, mereka bersepakat mengenakan busana (dresscode) kebaya yang dipadukan dengan celana panjang santai sebagai pengganti kain.

“Kebaya merupakan busana atau pakaian identik yang dipakai oleh perempuan Indonesia, ini melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keeteguhan seorang Perempuan,” terang Bu Ningsih, Administrasi BSSI saat ditemui bernasnews, di tempat penimbangan, Jalan Pesindenan, Kampung Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton, Yogyakarta, Jumat (22/12/2023).

Ibu berputra dua ini menambahkan, bahwa busana kebaya selain dipakai untuk acara-acara adat, saat ini juga marak digunakan untuk menghadiri acara-acara formal, termasuk untuk datang ke sebuah acara perkawinan bahkan menjadi tren belanja ke mall berbusana kebaya.

“Namun maaf, ibu-ibu BSSI tidak mengenakan lengkap dengan kain tetapi celana panjang lantaran agar bisa melayani dengan lincah warga nasabah yang datang. Sekadar memaknai Hari Ibu, karena ibu-ibu lah yang setiap harinya selalu berkutat dengan sampah. Semoga persoalan sampah ini juga disadari oleh bapak-bapak,” pungkasnya.

Dari Kiri Pak Joko, bu Harti keduanya Faskel Bank Sampah, bu Pipin Ketua BSSI dan stafnya bu Anis, bu Angkatri dan bu Ningsih foto bersama dengan salam khasnya 3 R. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Seperti telah diketahui, bahwa keberadaan Bank Sampah Surya Indah (BSSI) RW 08 Suryoputran ini diresmikan pada tanggal 27 April 2013 dan hingga kini masih eksis melayani warga. Istirahat cukup panjang hanya ketika masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

Berdasar catatan prestasi BSSI RW 08 Suryoputran pernah mempunyai predikat Kategori Emas oleh LSM Persada Unilever serta pernah mempunyai 139 nasabah, yang domisilinya di luar Kampung Suryoputran, Yogyakarta.

“Namun seiring perjalanan waktu serta adanya regulasi baru dari Pemerintah Kota Yogyakarta Dimana setiap satu RW harus ada bank sampah. Juga kondisi pengurus yang usianya semakin uzur, kini hanya melayani warga RW 08 Suryoputran yang terbagi dalam 5 wilayah RT,”imbuh Bu Pipin selaku Ketua BSSI. (ted)