News  

Ada Sebuah Kisah Mengharukan, Acara Wisuda UNY Periode II Tahun Akademik 2023/2024

bernasnews — Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan upacara wisuda, bertempat di GOR UNY, Jalan Kolombo, Yogyakarta, Sabtu (2/12/2023). Wisuda Periode II Tahun Akademik 2023/2024 ini diikuti oleh 2.106 orang dengan rincian 102 orang Program Doktor, 517 orang Program Magister, 1.315 orang Program Sarjana, dan 172 orang Program Sarjana Terapan.

Di tengah prosesi yang membahagiakan bagi wisudawan wisudawati itu ada sebuah peristiwa yang sungguh mengharukan. Pasalnya salah satu peserta wisuda, Rianty Purnamasari, M. Pd tidak pernah sempat mengenakan toga wisudanya dari UNY. Penerimaan ijazah diwakili oleh sang paman Sumanto lantaran Rianty telah meninggal dunia akibat musibah lakalantas, di Riau, pada Sabtu 39 September 2023.

Paman almarhumah Rianty itu mengungkapkan, kronologis kecelakaan yang menghilangkan nyawa mahasiswa prodi S2 Teknologi Pembelajaran Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi UNY tersebut bermula saat gadis kelahiran Magetan 4 Maret 1998 itu dijemput ayah kandungnya, Supriyanto di Bandara Sutan Syarif Kasim Riau.

“Dari Bandara menjemput adiknya di Pondok Gontor Putri 7 Pekan Baru dan sekitar 10 km sebelum sampai rumah di Kota Pangkalan Kasar Indragiri Hulu, terjadi kecelakaan dengan mobil box pukul 03.55 WIB,” tutur Sumanto, sembari menahan tangis.

“Empat orang penumpang Honda Mobilio yang ditumpangi tewas, dimana Rianty Purnamasari dan ayahnya, Supriyanto meninggal seketika. Sedangkan kedua keponakannya meninggal setelah 3 hari dirawat di rumah sakit,” bebernya.

Almarhumah Rianty Purnamasari, M. Pd tidak pernah sempat mengenakan toga wisudanya dari UNY, usai yudisium. (Foto: Istimewa)

Pada acara wisuda UNY hari ini putri Sumanto Aulia Sri Utami, M. Pd juga diwisuda dari prodi S2 Lingusitik Terapan Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY. Sumanto berkisah, bahwa Aulia dan Rianty sempat sekolah bersama di Pondok Gontor Ngawi sejak MTs hingga MA namun mereka diterima pada perguruan tinggi yang berbeda untuk jenjang S1.

“Beruntunglah mereka berdua diterima studi lanjut pada perguruan tinggi yang sama untuk jenjang S2 walaupun berbeda program studi. Namun takdir berkata lain, dua bersaudara ini tidak pernah berdampingan saat menerima ijazah karena Rianty lebih dulu berpulang,” ungkap Sumanto sedih.

Rianty meninggalkan jejak di UNY dengan nilai indeks prestasi kumulatif 3,93. Dari 18 mata kuliah yang diambilnya semua mendapat nilai A dan hanya 5 mata kuliah mendapatkan nilai A- serta tidak memiliki nilai B. Warga Pangkalan Kasar tersebut menulis tesis berjudul ‘Evaluasi Program Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Imla’ Di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta’. (*/ ted)