bernasnews — Komunitas Gerakan Bangga Jadi Indonesia menggelar giat budaya dalam bentuk tarian massal yang terkesan spontan yang mereka sebut flashmob, bertempat di Titik Nol Kota Yogyakarta, Jumat (20/10/2023).
Tampak beberapa anak muda yang menari gemulai dengan berpakaian kebaya, beberapa kawan mereka kemudian bergabung dan ikut menari. Suasana menjadi meriah karena pengunjung turut bergoyang dan menari bersama dengan alunan lagu – lagu daerah dari perangkat tata suara yang mereka bawa.
Gerakan Bangga Jadi Indonesia adalah sebuah gerakan budaya yang bervisi pada pelestarian seni dan adat tradisi untuk menumbuh kembangka pada generasi muda supaya turut menjaga warisan adiluhung leluhur.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Rina Tiarawaty dan diikuti berbagai komunitas maupun perorangan yang peduli akan seni, tradisi, adat budaya Nusantara secara luas. Gerakan Bangga Jadi Indonesia mengajak masyarakat, anak anak sekolah, mahasiswa, generasi muda berbagai daerah, berbagai komunitas untuk turut mengimplementasikan kebanggaan ke-Indonesia-an dalam bentuk menari, performance kesenian dan lain lain dengan berbusana adat tradisi.
Nana Karolina selaku penanggung jawab acara mengemukakan, bahwa flashmob ini bertujuan ajak masyarakat khususnya kaum muda untuk lestarikan seni budaya bangsanya sendiri. “Pilihan lokasi di Titik Nol lantaran tempat ini sebagai jantungnya Kota Jogja,” terang Karolina yang akrab disapa Nana Ka, dalam keterangan yang dikirim.
Sementara, Kordinator Lapangan Alexa Hersi mengungkapkan, negeri kita sangat kaya akan seni dan budaya beraneka ragam. Sudah sewajibnya kita turut mengenalkan kepada kaum muda sejak dini, sehingga akan semakin menumbuhkan kesadaran menjaga warisan budaya bangsa.
“Jangan sampai anak – anak kita fasih dengan budaya asing sementara budaya sendiri terlupakan. Acara yang kami lakukan hari ini dirasa pas di saat momentum peringatan Sumpah Pemuda yang akan kita peringati bersama,” terang Hersi.
“Sedangkan yang ditampilkan kali ini adalah tari Keluhuran Nusantara, tari Gantar, tari Slompret, tari Sinanggartulo dan tari Gemufamire,” imbuh Poppy Judith selaku koordinator umum. (*/ ted)