bernasnews – Sebanyak 50 ribu tanaman yang terdiri atas 4 jenis tanaman yaitu Indigofera, Gamal, Gmelina atau Jati Putih, dan Kaliandra Merah sukses dikembangkan di Desa Gombang dan Karangasem, Gunungkidul pada Maret 2023 lalu.
Keterlibatan masyarakat dalam rantai pasok biomassa program PT PLN Energy Primer Indonesia (EPI) bersama Pemda DIY dan juga Keraton Yogyakarta itu sudah bisa dipetik manfaatnya meski baru berjalan selama 6 bulan.
Dimana daunnya menjadi pakan untuk ternak sementara pohonnya dimanfaatkan sebagai energi biomassa untuk covering PLTU.
“PT PLN sendiri menargetkan penanaman seluas 200 hektare,” kata Wakil Pengageng Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa GKR Mangkubumi, Raden Mas (RM) Gustilantika Marel Suryokusumo Pangrekso Loka dalam sambutan di acara pruning perdana tanaman Indigovera di Lapangan Gombang Ponjong Gunungkidul, Selasa (5/9/2023).
Hadir dalam acara pruning perdana tanaman Indigofera itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X melihat ada hasil yang positif yang bisa dipetik oleh masyarakat setempat.
Hal ini selaras dengan kesulitan yang selama ini dirasakan oleh para petani serta peternak yang ada di Gunungkidul itu, utamanya saat musim kemarau, mereka kesulitan mendapatkan pakan untuk ternaknya.
“Saya pernah tanya sama peternak, kalau musim kemarau mereka cari pakan hingga Bantul, Sleman dan wilayah lain dengan biaya yang tidak sedikit. Maka dengan penanaman yang dilakukan PLN EPI sangat membantu warga khususnya peternak, karena menghemat biaya pakan,” kata Sultan HB X.
Sultan HB X bahkan menawarkan lahan seluas 65 hektare tanah Sultan Ground (SG) kepada PLN untuk pengembangan tanaman Indigovera. Tanah SG yang ditawarkan tersebut berada di dekat Pantai Wediombo Kapanewon Girisubo.
Tanah seluas 65 hektare itu bakal ‘diserahkan’ ke PLN EPI untuk dikembangkan. Namun Sultan HB X berpesan agar masyarakat setempat diberi kesempatan untuk terlihat di dalamnya untuk membudidayakan tanaman lain dengan sistem tumpangsari.
“Seperti yang saya tawarkan di akhir pertemuan beberapa waktu yang lalu, mungkin kalau suatu area itu yang luas, bisa diatur bertahap tidak sekaligus itu makin ke timur itu ada Sultan ground yang masih luas seperti di Wediombo misalnya,” ujar Sultan HB X.
“Ya dengan melibatkan masyarakat maka ekonomi mereka bisa terbantu,” pintanya.
Sementara, Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PT PLN EPI, Bagus Setiawan turut menjelaskan tanaman Indigovera ini juga bakal dimanfaatkan oleh PLN sebagai pengganti bahan bakar batubara sebagai bagian dari program net zero emmision yang tengah mereka kejar di tahun 2060 mendatang, dimana upaya penurunan terdekat terhadap emisi gas rumah kaca dengan proyeksi sebesar 29 persen pada tahun 2030.
Selain sebagai Biomassa Energi, daun Indigovera juga bisa dimanfaatkan untuk pakan oleh warga sekitar.
“Hari ini kita pruning perdana yang hasilnya bisa digunakan untuk pakan ternak sehingga membantu masyarakat. Apalagi musim kemarau yang biasanya kesulitan mencari pakan. Tanaman ini kami rawat menggunakan pupuk organik Faba dari residu PLTU Pacitan dan PLTU Adipala,” terang Bagus.
Setelah 50 ribu tanaman itu sukses dimanfaatkan pihaknya memastikan bakal mereplika upaya serupa untuk dikembangkan ke wilayah lain dengan tujuan akhir akan memenuhi 23 persen biomassa, dan 77 persen batubara dan salah satunya berasal dari Gombang, Ponjong.
“Kita akan memenuhi kedepan adalah 23 persen Biomassa dan 77 persen batubara dengan target sampai tahun 2025,” paparnya.
Salah satu peternak sapi asal Gombang, Ponjong, Gunungkidul, Supono mengaku tak khawatir akan penurunan produktivitas pakan ternak sepanjang musim kemarau ini. Pasalnya, Supono beserta masyarakat di Desa Karangasem dan Gombang kini bisa memanfaatkan daun dari tanaman Indigofera.
“Di musim kemarau, biasanya saya harus mencari pakan ternak hingga Bantul. Namun kini, saya bisa mengambil daun Indigofera, Gamal, Kaliandra dan Gmelina untuk pakan tiga sapi saya,” pungkasnya. (lan)