bernasnews – Terowongan atau underpass Stasiun Tugu Yogyakarta yang puluhan tahun ditutup, kini difungsikan kembali pada Senin (31/7/2023).
Executive Vice President KAI Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo mengatakan terowongan sepanjang 65,8 meter dengan lebar 3 meter yang dibangun tahun 1959 itu kembali dibuka setelah direnovasi.
Sebelumnya terowongan sempat ditutup karena kondisinya yang memprihatinkan dan jarang digunakan oleh penumpang. Sehingga ia menyebut para penumpang harus menyeberang rel atau crossing passanger ketika akan keluar atau masuk ke stasiun.
“Penumpang ketika dikasih pilihan untuk turun ke bawah merasa kurang nyaman sehingga mereka lebih memilih crossing passanger (menyeberang),” kata Executive Vice President KAI Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo, Senin (31/7/2023).
Bambang menuturkan kehadiran underpass usai renovasi itu juga dibarengi dengan fasilitas baru, seperti eskalator dengan desain dan pencahayaan yang baru.
Terowongan yang kini berusia 64 tahun sudah berubah dengan desain modern dan dilengkapi dengan eskalator yang mempermudah akses keluar dan masuk penumpang. Setidaknya ada dua eskalator naik dan turun di setiap pintu masuk, dan pencahayaannya pun sangat memadai.
“Sudah bisa dipakai, sebelumnya, penumpang pakai crossing pasengger yang safety-nya kurang disarankan karena menyeberang rel,” ujarnya.
Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Franoto mengatakan penumpang diharapkan bisa memaksimalkan menggunakan fasilitas underpass di Stasiun Tugu.
Selain itu, dari aspek pelayanan para penumpang akan lebih nyaman karena saat naik turun kereta api tidak perlu menyeberang rel.
Apalagi saat ini jumlah kepadatan penumpang kereta api di Stasiun Tugu Yogyakarta pada hari biasa berkisar antara 14.000 sampai dengan 15.000 orang. Sementara pada akhir pekan, rata-rata penumpang mencapai 20.000 hingga 21.000 penumpang.
“Jalur di Stasiun Tugu sudah di-setting lay out-nya, untuk jalur 1 KA Bandara, jalur 2 commuter line, jalur 3 KA jarak jauh, tetapi ketika kosong bisa untuk commuter line. Terus jalur 4, 5, serta 6 itu untuk KA jarak jauh, dan KA Prameks,” kata Franoto.
Di sisi lain, ia menceritakan bahwa terowongan itu sempat direnovasi beberapa kali, tetapi masih dianggap kurang nyaman oleh penumpang. Untuk itu, terowongan tersebut kembali direnovasi dengan memperhatikan aspek keselamatan penumpang.
“Kami ingin meminimalkan risiko penumpang atau pelanggan kereta api melewati passenger crossing ketika naik atau turun dari kereta api,” ucapnya.
Hadir dalam kesempatan ini, Dirut PT KAI, Didik Hartantyo sekaligus meresmikan underpass tersebut. Dirinya menilai Stasiun Tugu Yogyakarta selalu istimewa karena melayani begitu banyak penumpang mulai dari KA jarak jauh, KRL, KA Bandara dan Prameks.
“(Apalagi) saat Nataru dan Angkutan Lebaran, Yogyakarta selalu paling banyak penumpangnya. Underpass ini jadi upaya peningkatan layanan, menghubungkan sisi utara dan selatan. Nantinya akan lewat atas sesuai plan pengembangan, namun sementara ini dibuka underpass agar penumpang bisa lebih mudah keluar dari stasiun,” pungkasnya. (lan)