Dari Tips Hingga Video Protes, Penampakan Dunia Medsos Menyoal Karut Marut Pengelolaan Sampah Di Jogja

Penampakan potongan video klips lagu bergenre rap 'Negeri Istimewa', sebagai bentuk protes dari sekumpulan mahasiswa. (Foto: Tangkapan Layar)

bernasnews — Menelisik dunia medsos (media sosial) terkait karut marut persoalan sampah di Jogja akibat penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, tanggal 23 Juli hingga 5 September 2023. Terdapat beberapa konten yang menarik dan kreatif, selain berupa nada-nada nyinyir, diskusi antar warga yang menghasilkan solusi untuk lingkungan kecil rumah tangga atau tingkat RT/ RW.

Juga berupa nada-nada protes karena keberadaan sampah yang menyebar ke mana-mana, menumpuk di sudut-sudut perkampungan dan pinggiran jalan yang relatif sepi yang disertai foto kejadian maupun video. Salah satu video yang menarik dan menyita perhatian bernasnews, adalah video ungkapan keresahan sekumpulan mahasiswa (hasil tangkapan layar dari BM KM UGM).

Video berdurasi 2:19 menit itu sontak menjadi viral terkirim di beberapa grup whatsapp (WA). Video bernada protes soal sampah tersebut ditampilkan dalam klip sebuah lagu bergenre rap, dengan pengambilan berlatar belakang suasana Malioboro dan TPA Piyungan.

Berdasar pengamatan bernasnews, lagu bergenre rap tersebut berjudul ‘Negeri Istimewa’. Berikut penggalan lirik lagu tersebut; Katanya mewah, masa rakyat susah? Daerah istimewa kok gak punya tempat sampah. Katanya mewah, cuman bisa bikin resah. Kalo gak bisa ngatasi masalah, pemerintahnya buat apa?

Ada cerita negeri istimewa, kota pelajar, kota wisata, rakyatnya ramah dan berbudaya tapi UMRnya? Manusia sapi hidup bersama mengais rejeki untuk keluarga. Katanya mewah? Masa rakyat makan susah. Daerah istmewa, kok gak punya tempat sampah… (dan seterusnya).

Penampakan potongan video klip lagu bergenre rap Negeri Istimewa, yang dinyanyikan oleh sekumpulan mahasiswa dengan busana jakaet almamater, dengan latar belakang pemandangan TPA Piyungan, Bantul. (Foto: Tangkpan Layar)

Sementara itu, juga ada konten berupa tips dari seorang dosen yang berlatar belakang pendidikan teknik dan lingkungan. Tips berupa pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri, yang narasinya sebagai berikut; 1. Sediakan pengaron (gerabah) yang ada tutupnya, buat beberapa lubang di dasarnya untuk lewat air lindi. Gerabah pengaron Ini untuk menempatkan sampah organik, dijamin 2 tahun tidak akan penuh.

2. Manfaatkan botol minuman kemasan dan minyak goreng untuk menempatkan sampah plastik. Bisa untuk disimpan sementara atau dijadikan echobrick. Plastik dimasukkan ke dalam botol plastik dan dipampatkan/ dipadatkan.

3. Seperti nomer.2 untuk cuwilan-cuwilan kertas, kalau lembaran yang besar bisa dikumpulkn dan dijual atau disedahkan pada pemulung sampah. 4. Untuk yang untreated waste atau residu dikumpulkan terpisah sambil menunggu pengambilan sampah normal kembali.

“Ini sudah saya lakukan sejak lama dan gak pernah buang sampah. Semoga bermanfaat,” tulis dosen itu, di sebuah grup whatsapp alumni sebuah sekolah SMP negeri yang ada di Jogja. (ted)