News  

JPSM Sehati Sleman Gelar Syawalan

Anggota Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Sehati Sleman foto bersama usai kegiatan Syawalan, Jumat (12/5/2023). Foto: Nuning Harginingsih/ bernasnews.

bernasnews — Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Sehati Sleman menggelar acara Syawalan, bertempat di Bank Sampah Sembada, Jetis, Donokerto, Turi, Kabupaten Sleman, Jumat (12/5/2023). Kegiiatan ini untuk menjalin silahturahmi dan keakraban antar sesama  anggota, merupakan kegiatan rutin yang jatuh bertepatan suasana lebaran.

Hadir pada acara itu perwakilan para anggota JPSM baik itu dari Bank Sampah ataupun Sedekah Sampah, para tokoh masyarakat setempat, Ketua JPSM Sehati Sleman Dr. Hijrah Purnama, perwakilan nasabah Bank Sampah Sembada, perwakilan Puskesmas Sleman, Kepala SLB Balong, perwakilan SMAN 1 Ngaglik, para penggiat sampah di Kabupaten Sleman. Juga tampak hadir kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman beserta jajarannya.

Direktur Poltekes Kemenkes  Yogyakarta  Dr. Iswanto, S.Pd, M.Kes dalam kesempatan itu selaku nara sumber meyampaikan materi motivasi bagaimana cara agar istiqomah dan konsisten dalam mengelola sampah. Menurutnya, untuk mengelola sampah dengan konsisten atau isiqomah, yang pertama harus senang atau suka dulu.  Karena apapun yang dilakukan kalau berdasarkan suka itu akan membuat konsisten atau istiqomah.

“Selain itu, agar tidak jenuh atau membosankan kita bisa melakukan beberapa hal seperti berinovasi, berkerjasama dengan pihak lain, dan mensosialisakan tentang sampah di mana – mana, di sekolah, masjid, atau yang lainnya,” jelas Iswanto.

Lanjut dia mengatakan, kita juga harus memotivasi masyarakat bahwa sampah itu bisa memberi nilai lebih apabila kita tidak hanya memilah sampah saja tapi juga harus bisa mengolah agar menjadi barang – barang yang bermanfaat yang bisa digunakan lagi tentunya dengan berinovasi.  

“Untuk menguatkan kita dalam mengelola sampah kita juga harus saling mengingatkan, memberikan informasi, berkomunikasi dan bekerjasama serta segera menyelesaikan kalau ada persoalan,” tandas Iswanto.

Sementara itu, Kepala DLH Sleman Dra. Ephipana, M.M menyampaikan beberapa hal tentang persoalan yang dihadapi pihaknya berkenaan dengan sampah yang semakin banyak tapi tempatnya tidak ada. Seperti  TPA Piyungan yang sudah habis umur teknisnya pada tahun 2022 bulan Mei, tetapi masih dibantu oleh Pemda DIY dibuatkan zona transisi namun zona transisi pun sudah berakhir pada bulan April 2023.

Kepala DLH Sleman Dra. Ephipana, M.M menyampaikan beberapa hal tentang persoalan yang dihadapinya. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

“Tinggi sampah di sana (TPA Piyungan) sudah mencapai 130 sampai 140 meter sehingga kita tidak bisa membuang sampah di sana lagi. Tapi atas kebaikan pemerintah provinsi, sampah yang di zona B ditata sehingga kita bisa menempatkan sampah di zona B namun jangka waktunya hanya 43 hari sehingga kita harus berpikir di  bulan Juni ini kita harus ngapain dengan sampah – sampah kita,” kata dia.

Lanjut Ephipana mengemukakan, untuk menjawab hal tersebut akhirnya diambil beberapa kesepakatan yaitu, sampah yang dikirim ke TPA Piyungan hanya sampah organic dan dibatasi oleh kuota, serta untuk pengelolaan sampah pada tahun 2024 – 2026 sebanyak 300 ton perhari. Apabila sampah yang dikirim melebihi 300 ton perhari maka akan dikembalikan kepada kita (Kabupaten Sleman).

“Masyarakat Piyungan pun memperbolehkan pengelolaan sampah disana asal dengan teknologi dan selama tahun 2024 – 2026 masuk ke masa darurat. Maka pemeritahan kabupaten/ kota harus  menetapkan kuota berapa sampah yang akan dikirim ke sana dan tidak boleh lebih dari 1000 ton perhari,” pungkasnya. (nun)