bernasnews — Realisasi kota Bantul menuju pada jejaring kota kreatif dunia versi UNESCO atau UCCN bidang Crafts and Folk Art bukan retorika semata. Kabupaten Bantul yang telah ditetapkan oleh Bekraf RI (2017) dan Kemenparekraft (2022) sebagai salah satu Kabupaten Kreatif Indonesia menjadi dasar penting diteruskannya langkah maju ke UCCN pada tahun 2023. Sub sektor unggulannya adalah Kriya yang berdampingan dengan potensi lain seperti fashion, kuliner, dan seni pertunjukan
Sinergitas dan kolaborasi nyata terus dibangun dengan berbagai stake holder (hexa-helix) untuk menguatkan ekosistem. Hal ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk melengkapi berbagai persyaratan untuk mengisi data borang yang diperlukan kota Bantul dalam mendaftarkan diri ke UCCN.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kota Bantul telah mendorong program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah. Sesuai dengan dengan Roadmap dan Blueprint Ekonomi Kreatif Kabupaten Bantul 2022-2027, bahwa diperlukan penguatan jejaring antar pelaku ekonomi kreatif dan antar daerah.
“Penguatan tersebut diwujudkan dalam bentuk konggres sebagai awal langkah membangun sinergi antar pihak. Konggres memiliki fungsi sebagai tempat untuk membahas segala bentuk permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif dan membangun ekosistem Kriya berkelanjutan,” terang Dr. Arif Suharson, S.Sn., M.Sn selaku Ketua ICC, dalam rilis yang diterima bernasnews, Sabtu (11/3/2023).
Dikatakan, eksistensi kriya dalam kehidupan masyarakat Bantul memiliki korelasi historis yang kuat, sehingga secara esensi kriya mampu berkembang seiring perkembangan era zaman memenuhi kebutuhan estetika. Kriya terus berkembang dalam kehidupan seni budaya tradisi masyarakat yang dikuatkan dengan kehadiran sentra-sentra kreatif UMKM Kriya di Bantul sampai hari ini.
“Berdasarkan hal tersebut, maka digagas sebuah konggres yang diberi nama Indonesia Crafts Conggres (ICC) dengan menghadirkan pembicara dan peserta konggres berkepentingan sesuai visi dan misi yang akan diwujudkan. Konggres ini juga diharapkan dapat menjadi pemicu dalam proses peningkatan kapasitas dan penguatan jejaring pelaku ekonomi kreatif,” kata dia.
ICC dalam sesi 1 (Leader Forum)menghadirkan Menteri Parekraft RI Sandiaga Uno sebagai keynote speaker, Walikota Banjarmasin, Bupati Tuban, dan Bupati Gunungkidul. Pada sesi 2 (Creative Cities Session) dengan menghadirkan pembicara Ronny Lopies (Focal Point of Ambon Unesco City of Music), Mary Amstrong Hammond (Coordinator of the Unesco Creative Cities of Crafts & Folk Art) Peducah Kebtucky USA, Prof. Byung Hoon Jeong (The Focal Point of Jinju South Korea).
ICC juga mengundang beberapa kepala daerah, dinas terkait, dan peserta konggres dari unsur pelaku UMKM Kriya di Bantul, asosiasi, agregator bisnis, akademisi, perupa, praktisi, seniman, serta mahasiswa. Akan dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta KGPAA Paku Alam X, bertempat di Gedung Ajiyasa Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul, DIY, Selasa (14/3/2023).
Konggres ini akan dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring), diharapkan dapat menjadi awal terjadinya perubahan melalui tahapan identifikasi, reposisi, dan akselerasi. Identifikasi merupakan proses menemukenali profil dan permasalahan pelaku ekonomi kreatif, serta menghasilkan kesepakatan-kesepakatan saling menguatkan antar pihak dalam ekosistem Kriya di Indonesia. (*/ ted)