Bertema Menu, Gelaran Kompetisi Mural Di Atas Meja dan Dinding Kafe

Kompetisi mural dengan tema menu dan media lukis di atas meja beton, bertempat di Stay Lounge, Condongcatur, Kabupaten Sleman, Sabtu (11/2/2023). Foto: Istimewa)

bernasnews — Mural merupakan bagian dari karya seni lukis dengan media dinding, kata mural sendiri dari bahasa lati ‘murus’ yang berarti dinding. Konon seni mural telah ada sejak zama pra sejarah atau beradaban sekitar 31.500 tahun lalu, yang dilakukan oleh nenek moyang manusia dengan membuat mural pada dinding-dinding gua yang dijadikan termpat tinggalnya.

Kekinian kegiatan membuat mural ataupun produk karya seni mural menjadi daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat. Termasuk untuk menarik customer atau pelanggan agar tertarik untuk berkunjung dan melakukan sebuah transaksi bisnis tentunya, seperti yang dilakukan oleh Stay Lounge.

Sebuah tempat nongkinya anak muda yang berlokasi di Jalan Wijaya Kusuma, Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DIY, menggelar kompetisi mural untuk umum, Sabtu (11/2/2023). Kegiatan ini diikuti oleh puluhan anak muda, dengan dewan juri Andre Suryaman dan Aninda Putri A, serta Reny Rosiana selaku Owner Stay Lounge.

Suasana kompetisi mural di Stay Lounge, Kawasan Condongcatur, Kabupaten Sleman. (Foto: Istimewa)

“Kompetisi mural, harapan bisa menunumbuhkan bibit pelukis mural baru pasalnya kompetisi mural sangat jarang diselenggarakan yang ada selama ini sebatas proyek mural atau lebih banyak lomba lukis dinding. Mural sendiri lebih pada profesional, yang ternyata pesertanya diluar ekspektasi tidak hanya dari Jogja namun juga ada yang dari luar DIY,” terang Andre, kepada media, di sela-sela kegiatan.

Dikatakan, tema dari kompetisi mural sendiri terkait dengan bisnis Stay Lounge. Dari sisi kreatifitas diharapkan dapat mengembangkan main bussines yang ada di sini dalam karya mural, yang menarik dan artistik. “Karya mural ini bisa dikatakan sebagai pemaparan menu. Sedang media muralnya sendiri ada tiga yakni meja beton, dinding cottage, dan dinding belakang panggung,” beber Andre, yang juga sebagai seniman mural Jogja. (ted)