Upacara Adat Baritan, Sedekah Ketupat di Obwis Cawan Praon Bantul

BERNASNEWS.COM — Sebagai daerah agraris secara kultural banyak upacara-upacara adat yang ditinggalkan oleh para leluhur di suatu tempat. Biasanya upacara adat itu terkait dengan wujud syukur atas karunia Yang Maha Kuasa berupa alam yang subur dan makmur, serta bertujuan memohon keselamatan.

Upacara adat itu diselanggarakan setiap tahun sekali, dengan pemilihan hari dan bulan pelaksanaan berdasar perhitungan kalender Jawa. Salah satunya adalah Upacara Adat Baritan yang diselenggarakan setiap bulan Sura, bulan pertama menurut penanggalan karya Raja Mataram, Sultan Agung.

Obyek wisata alam Cawan Praon, di Cawan Niten, Dusun Cawan, Kalurahan Argodadi, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY, foto diambil Minggu (5/9/2021). Foto: Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com.

Upacara adat ini digelar di obyek wisata alam Cawan Praon yang berada di Cawan Niten, Dusun Cawan, Kalurahan Argodadi, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY. Seperti telah diketahui, asal muasal ‘Praon Cawan’ dulunya tempat penyeberangan perahu gethek dari bambu (praon, bhs Jawa) penghubung warga dua wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo yang dibatasi oleh sungai Progo.

Upacara Adat Baritan yang digelar pada bulan Suro, tahun 2021 diselenggarakan secara sederhana dan terbatas. (Foto: Kiriman Yuni Marlina, Cawan Praon)

Lokasi tersebut merupakan tempat yang strategis penghubung warga desa sekitar secara turun temurun di dua wilayah itu. Karena di Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo wilayah sebelah barat sungai Progo terdapat pusat perekonomian berupa pasar cukup ramai. Nilai historis dan keindahan alam Praon Cawan inilah sehingga pada tahun 2018 diresmikan menjadi destinasi wisata alam oleh Pemerintah Kabupaten Bantul.

Salah satu suasana sudut keindahan alam destinasi Praon Cawan, Minggu (5/9/20211). Foto: Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com.

“Upacara Baritan diselenggarakan secara turun temurun hingga kini setiap bulan Suro. Baritan yaitu berupa sedekah ketupat, warga desa membawa ketupat lengkap dengan lauk tahu dan tempe bacem. Sementara sebagai pelengkapnya sajian nasi tumpeng megana, ingkung ayam,” papar Yuni Marlina, pengelola prahu wisata Praon Cawan.

Dikatakan, setelah uba rampe (perlengkapan upacara) didoakan oleh pemangku kaum, kemudian sajian itu diperebutkan oleh warga untuk dinimati bersama-sama. Baritan atau disebut juga among-among kali (sesaji sungai), selain doa bersama oleh warga sekitar untuk memohon keselamatan.

“Juga ada semacam upacara ritual memandikan jaran kepang (kuda-kudaan dari anyaman bambu) oleh kelompok kesenian tradisional jathilan setempat,” terang Yuni.

Pengunjung destinasi wisatan alam Praon Cawan menikmati sensasi aliran sungai Progo yang tenang dengan naik perahu wisata bagian dari fasilitas umum yang ada di obyek wisata Kabupaten Bantul. (Tedy Kartyadi/ Bernasnews.com)

Upacara Adat Baritan di masa pandemi ini, imbuh Yuni, diselenggarakan secara terbatas sesuai protokol kesehatan dan sederhana, tidak seperti tahun-tahun lalu sebelumnya yang ada acara lanjutan berupa giat kesenian dan aneka lomba oleh warga setempat. Upacara Baritan dan giat kesenian, terutama jathilan ini yang melengkapi destinasi Praon Cawan sebagai wisata alam dan wisata budaya, di Kabupaten Bantul. (ted)