News  

Heboh Foto Diduga Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Inilah Komentar LAPAN, BPPTKG Hingga Pakar Telematika

BERNASNEWS.COM — Unggahan foto diduga meteor jatuh di puncak Gunung Merapi, di perbatasan DIY dan Jawa Tengah yang menjadi viral dan membuat heboh media sosial, Jumat (28/5/2021). Akhirnya mendapatkan respon dari seorang Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Andi Pangerang selaku Peneliti dari Pusat Sains LAPAN menjelaskan, bahwa kilatan cahaya tersebut diduga berasal dari salah satu hujan meteor yang masih aktif. “Diduga berasal dari salah satu hujan meteor yang masih aktif dan terjadi sekitar 27 Mei silam,” kata Andi, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (29/5/2021).

Dikatakan, hujan meteor mengacu dari data Internasional Meteor Organization (IMO), dalam bulan Mei ini setidaknya ada 2 hujan meteor yang sedang aktif yaitu, hujan Meteoe Eta Aquarid dan Arietid. Salah satunya adalah yang tertangkap kamera fotografer Gunarto Song pada 27 Mei lalu.

Hujan meteor Eta Aquarid sendiri, lanjut Andi, aktif sejak tanggal 19 April hingga 28 Mei 2021 dengan puncaknya pada tanggal 6 Mei. Sedangkan hujan Meteor Arietid aktif sejak 14 Mei hingga 24 Juni 2021 dengan puncaknya pada tanggal 7 Juni. “Dari dua data ini bisa diduga bahwa kilatan cahaya kehijauan yang muncul di dekat Gunung Merapi mungkin terkait dengan aktivitas hujan meteor,” ujarnya.

Perlu diketahui fenomena meteor disebabkan oleh tertariknya meteorit yang terpengaruh oleh gravitasi sehingga jatuh dan terbakar. “Terkait warna pijar, hal itu dipengaruhi dengan unsur kandungannya. Jika dilihat dari foto, tampak kilat cahaya diduga meteor jatuh itu berwarna biru kehijauan, besar kemungkinan meteor yang jatuh di sekitar Merapi ini didominasi unsur magnesium,” ungkap Andi.

Meteor dapat menyisakan batuan saat sampai permukaan bumi, batuan inilah yang dinamakan meteorit. Jika memang meteor Gunung Merapi itu menyisakan meteorit, maka kemungkinan lokasi jatuhnya justru bukan ada di lereng Gunung Merapi.

“Lokasi jatuhnya justru bukan berada di Lereng Merapi melainkan agak di sekitar Puncak Merbabu. Perkiraan itu ditandai dengan posisi kilatan cahaya yang nyaris vertical,” jelas Andi. Selain itu jika melihat kilatan cahaya yang secara virtual itu tidak terlalu besar juga tanpa ledakan, diperkirakan ukuran meteor yang jatuh tidak terlalu besar atau seukuran seperti kerikil dan habis terbakar di atmosfer.

Foto penampakan diduga meteor jatuh di kawah Gunung Merapi, perbatasan DIY dan Jawa Tengah yang menghebohkan media sosial, Jumat (27/5/2021). Foto: Dok. Gunarto Song.

Sementara itu, pihak Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengakui bahwa kilatan cahaya terekam di salah satu CCTV pemantauan gunung Merapi yang berlokasi di wilayah Deles, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

“Sehubungan dengan beredarnya foto tersebut, dapat kami sampaikan bahwa kamera CCTV yang berada di Deles (sisi timur Gunung Merapi) sempat merekam kilatan cahaya pada tanggal 27 Mei 2021 pukul 23.08.10 WIB,” terang Kepala BPPTKG, Hanik Humaida.

Dikatakan, terkait kilatan cahaya yang terekam tersebut, tidak ada sinyal atau laporan terkait aktivitas kegempaan atau suara yang ditimbulkan dari sesuatu yang diduga meteor jatuh di puncak Gunung Merapi. “Tidak terdapat sinyal yang signifikan dari data kegempaan dan tidak dilaporkan terdengar suara atau terlihat kilatan cahaya dari pos-pos pemantauan Gunung Merapi,” pungkasnya.

Seperti dikutip dari Kabar Joglosemar, Pakar Telematika yang juga penghobi fotografi Roy Suryo pun memberikan analisa yang cukup meyakinkan. Menurut Menpora era SBY, kilatan cahaya yang jatuh tersebut benar meteor. “Hanya sudut pengambilan fotografer yang “menguntungkan” sehingga seolah-olah meteor tersebut “masuk” ke kawah Gunung Merapi, padahal tidak,” kata Roy.

Hal itu disampaikan Roy Suryo terkait keaslian foto maupun kebenaran cahaya yang diduga meteor tersebut apakah benar-benar meteor yang jatuh ke bumi. Sebab, banyak warganet yang mengomentari foto tersebut, bahkan ada yang meragukan keaslian atau hanya berupa rekayasa foto, yang dengan teknologi kekinian semua bisa dilakukan. (Feva/ ted)