BERNASNEWS.COM — Webinar Nasional dengan tema “Merajut Desa, Membangun sebagai Bagian dari Gerakan Global” merupakan salah satu rangkaian dari Kongres Kebudayaan Desa (KKD) yang diselenggarakan pada, tanggal 01 Juni – 15 Agustus 2020, oleh Sanggar Inovasi Desa, lembaga di bawah naungan Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY bekerjasama dengan Kementrian Desa RI dan KPK.
Webinar ini menghadirkan narasumber handal dan tokoh dalam berbagai kiprah dan kepakarannya untuk masyarakat antara lain, Bambang Ismawan, penerima penghargaan Global Business and Interfaith Awards 2018 yang menyampaikan paparan yang berjudul “Pentingnya Desa Membangun”.

Dilanjutkan oleh Dr. Eri Trinurini Adhi (Board member of RIPESS – Intercontinental network for the promotion of social solidarity economy) yang menyampaikan Other Economy is Possible – Sistem Ekonomi Lain adalah Mungkin. Kemudian dilanjutkan oleh Vincentius Repu, SE. MSc. Agr. (KSP Koperasi Kredit Adiguna Nusa Tenggara Timur) yang menyampaikan paparan dengan judul ‘Merajut Desa Membangun sebagai Bagian Kegerakan Global’.
Sementara paparan berikut adalah Emilia Setyowati (Trubus Bina Swadaya) yang menyampaikan ‘Membangun Kemitraan Wirausahaan Sosial dalam Agribisnis’, dan Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D (Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada serta Konseptor dan Tenaga Ahli Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur). Bertindak sebagai moderator ini kegiatan ini adalah Chandra Firmantoko dari Asian Solidarity Economy Council (ASEC)
Dalam kesempatan tersebut, Rika Fatimah menyampaikan, bahwa Model G2R Tetrapreneur yang telah diimplimentasikan di DIY. Merupakan sebuah inovasi kebaruan gotong royong dan kewirausahaan desa sebagai ikonik global. Gotong royong dan kewirausahaan desa bukan hanya seputar pengentasan kemiskinan, jual beli, atau tujuan jangka pendek lainnya, melainkan desa harus berfikiran visioner.
Kewirausahaan bukan tidak semata-mata sama dengan bisnis. Kewirausahaan jika dirujuk dalam turunan bahasanya merupakan pahlawan/pejuang usaha/ikhtiar. Diperlukan “berwirausaha” bukan hanya oleh pelaku ekonomi di masayrakat luas, namun juga bagi semua pihak termasuk “pejuang birokrasi dan kebijakan” di tatanan pemerintahan dari berbagai tingkatannya hingga pusat untuk dapat bergerak dan memupuk gerakan besar ini sebagai awal bergerak dari desa untuk Indonesia sebagai ikonik global.
G2R Tetrapreneur mengembalikan fitrah bisnis yaitu
memanusiakan manusia melalui perubahan dalam proses bisnis nya. Menurut
Rika Fatimah, gotong royong sebagai the
forgoten asset atau
asset yang terlupakan oleh Bangsa Indonesia. Keberadaannya
sering dianggap remeh karena masyarakat sudah terlalu terbiasa dengan kata “gotong royong” sehingga melupakan inti atau esensi dari gotong royong
itu sendiri untuk dilihat sebagai aset.
Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur bergerak besar bersama desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), sehingga kewirausahaan yang dilakukan baik secara perorangan atau komunitas di desa tersebut bersama-sama beridentitas sebagai satu desa.
G2R Tetrapreneur merupakan gerakan gotong royong wirausaha desa berbasis 4 pilar yaitu rantai (Tetra 1), pasar (Tetra 2), kualitas (Tetra 3), dan merek wirausaha (Tetra 4). Tetra 1 merupakan penciptaan rantai desa tertutup (closed loop for village/community entrepreneur chain benefit) yaitu dengan penyediaan bahan mentah atau bahan baku hingga proses pengemasan yang berasal dari Desa (proses hulu–hilir dalam Desa).
Selanjutnya adalah Tetra 2 yang merupakan penciptaan pasar non-kompetisi (non-competition market based) yaitu disepanjang proses produksi yang berlangsung dalam aktivitas bengkel maka mitra tetap membeli produk yang dihasilkan sebagai bentuk motivasi produktif produk unggulan yang dihasilkan oleh Unit G2R Tetrapreneur. Sedangkan Tetra 3 dimana produk yang dihasilkan oleh Unit G2R Tetrapreneur siap untuk berkompetisi dengan produk komersil lainnya (competition market based), dan yang terakhir adalah Tetra 4 yaitu mengangkat kemandirian dan kewibawaan produk desa menjadi ikon-ikon dunia.
Dalam kesempatan ini melalui rilis yang dikirim ke Bernasnews.com, Jumat (10/7/2020), Rika Fatimah juga menyampaikan usulan draft Deklarasi Desa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan aset Indonesia yang ikonik yaitu, gotong royong (awakening the asset).
Usulan dari draft tersebut yaitu, (1) Kami DESA INDONESIA bersyukur dan berjanji untuk melindungi tanah tumpah darah Indonesia beserta isi dan karunia yang diberikan Allah SWT hanya dan hanya untuk kemaslahatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indodnesia; (2) Kami DESA INDONESIA bersatu padu dalam Ekonomi, Sosial, dan Budaya melalui inovasi visioner dalam tatanan menjemput rezeki dengan ikhlas, amanah, dan takzim; dan (3) Kami DESA INDONESIA bergerak bergotong royong dalam ilmu di setiap niat, keputusan serta tindakan dari hulu hingga hilirnya demi memartabatkan kedaulatan rakyat yang mandiri dan berwibawa baik secara lokal, nasional hingga global. (ted)