BERNASNEWS.COM — Di beberapa titik Jalan Kaliurang (Jakal), Kabupaten Sleman, DIY bertebaran spanduk memprotes truk pengangkut pasir overtonase (melebihi beban jalan). Meski begitu, dilaporkan masih ada truk bermuatan berlebih yang nekat melalui jalan Kaliurang. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Prana Binangun, Bejo Wiryanto, mengaku masih melihat beberapa truk masih melewati jalur tersebut.
“Kemarin sudah diarahkan (truk) lewat Cangkringan. Cuma tadi ada beberapa yang masih lewat sana (Jakal),” jelas Bejo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (18/2/2020).

Bejo menyayangkan truk yang masih lewat sebab sebelumnya sudah ada musyawarah dan koordinasi antara pihak kepolisian Polsek Pakem dengan masyarakat setempat terkait truk yang kelewati wilayah mereka.
“Kemarin itu baru sebatas musyawarah karena permintaan
dari kami truk itu jangan lewat jalur wisata jalan Kaliurang. Jadi kita tidak
mengkritisi tambangnya cuma truk yang lewat overtonase
jangan lewat sini,” imbuhnya.
Bejo dan masyarakat Desa Hargobinangun khususnya, setuju dengan protes tersebut. Pasalnya ada beberapa titik di jalan Desa Hargobinangun yang mulai berlubang lantaran sering dilewati truk overtonase. Padahal penambangan sebetulnya ada di wilayah Cangkringan.
“Saya setuju dengan isi protes dalam spanduk tersebut.
Menurutnya Jakal yang merupakan jalur wisata sudah seharusnya tak dilewati oleh
truk pengangkut pasir tersebut,” pungkasnya.
Selain bisa mengganggu jalur wisata dan dikhawatirkan merusak jalan. Karena itu pihaknya menginginkan agar truk overtonase tak melewati jalur yang melewati desa.
Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Pakem, Kompol Haryanta mengatakan bahwa kemarin pihaknya telah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan para pihak, khususnya supir truk pengangkut pasir. Dalam koordinasi tersebut diputuskan agar truk melewati jalur yang seharusnya atau telah ditentukan oleh dinas terkait.
“Sudah disosialisasikan, kalau ada yang nekat lewat ditindak. Sejauh ini sudah ada koordinasi,” tegas Haryanta. (Brigitta Feva)