BERNASNEWS.COM —
Jangan pernah meninggalkan Tuhan, karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Apapun situasi kita baik suka maupun duka Tuhan selalu bersama kita. Dan umat
tidak terpecah-pecah selalu guyub rukun berkat Santa Angela De Merci, ia
sebagai pribadi pembawa damai. Demikian disampaikan oleh Bruder Libert Jehadit,
CSA, SPd, dalam sharing di acara
Pesta Nama Lingkungan Santa Angela De Merci, Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran,
Senin (27/1/2020), di GOR PTM Surya Naga, Jalan Pesindenan, Panembahan, Kraton,
Yogyakarta.
“Saya senang sekali bapak, ibu dan umat Katolik di sini dapat meneladani Santa Angela, yaitu sebagai pribadi yang damai, pribadi yang disenangi oleh banyak orang. Maka jadilah pribadi damai bagi yang lain, bukan jadi pribadi pemecah belah,” tutur Bruder asal Manggarai, NTT itu.
Pesta Nama Lingkungan Santa Angela De Merci atau sama halnya
ulang tahun peringatan berdirinya perkumpulan warga yang beragama Katolik di
Kampung Suryoputran juga dihadiri oleh tamu undangan, antara lain Ketua Kampung
(RK) dan Ketua RW 08, RW 09, RW 10 Suryoputran, Tokoh Masyarakat Suryoputran, Paguyuban
Pengurus Umat Katolik Kecamatan Kraton, beberapa Anggota DPRD Kota Yogyakarta,
serta perwakilan dari Polsek Kraton.
Meskipun dikemas secara sederhana, acara Pesta Nama Lingkungan Santa Angela De Merci terlihat meriah, selain ibadat syukur dan sharing bersama Bruder Libert Jehadit, CSA, SPd. Juga acara gembira bersama seluruh warga yang hadir dengan bernyanyi bersama, permainan game kuis, serta pembagian kado silang bagi anak-anak.
Ketua Lingkungan Santa Angela De Merci Suryoputran,
Agustinus Haryanto dalam sambutannya, mengatakan, kisah epik dari Santa Angela
De Merci dan ketaatan dalam beragama, serta penyerahannya terhadap Tuhan.
Adalah hal yang dapat kita teladani, yaitu kita hendaknya dapat bersatu untuk
menciptakan lingkungan positif, tidak terpecah belah, saling menebarkan cinta
kasih, saling menyayangi, hidup rukun, dan damai baik antar umat Santa Angela
dan warga sekitarnya. “Dengan begitu karya Tuhan dapat terasa dalam hidup kita,”ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kampung (RK) Suryoputran H. Bandrio
Utomo, SE, mengungkapkan rasa bahagianya sebab acara malam itu terasa indah
dalam kebersamaan. Ini merupakan satu wujud dari merajut kebhinekaan. “Di mana
merajut kebhinekaan dapat diwujudkan dalam skup yang kecil yaitu kampung. Menjalin
kebersamaan dalam bermasyarakat yang mewujudkan kedamaian, kententraman, dan insya Allah dapat menuju kesejahteraan,”kata
Bandrio.
Damai tidak ada keributan dan saling tolong menolong, menurut Bandrio, tolong menolong bukan hanya berarti materi tapi bisa jadi dalam bentuk dorongan moril. Mudah-mudahan kebersamaan ini bisa selalu terjaga di lingkungan RK Suryoputran.
“Dalam memaknai hidup, hidup itu tidak mahal, contoh jajan di angkringan habis Rp 5000 bisa bisa duduk dua jam, sedang yang mahal itu adalah gengsi. Hidup itu sederhana, cukup berbuat baik di mana saja, dengan siapa saja dan kapan saja,” pungkasnya. (ted)