BERNASNEWS.COM —
Dinas Kebudayaan DIY bekerja sama dengan Taman Kesenian Ibu Pawiyatan
Tamansiswa menggelar kesenian Langen Sekar dengan judul “Rukun Agawe Santosa”,
Rabu (20/11/2019), di Pendapa Dinas Kebudayaan DIY, Jalan Cendana, Yogyakarta.
Pergelaran Langen Sekar merupakan tindak lanjut dari hasil workshop pada tanggal 2-3 Oktober 2019 dan kali pertamanya
diselenggarakan sebagai kegiatan pada akhir tahun 2019. Demikian disampaikan oleh
Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho, SP MSi saat memberikan sambutan.
“Berharap tahun tahun 2020 dapat digelar oleh Dinas Kebudayaan pada tingkat kabupaten/ kota, kemudian tahun 2021 dapat berlanjut festival. Langen Sekar adalah untaian kesenian Jawa merupakan metode pembelajaran menyanyi Jawa (tembang) macapat dengan sentuhan gerak tari bagi anak-anak usia SMP atau remaja. Penuh makna dan pesan untuk mendidik anak dalam sikap,” papar Aris.

Langen Sekar merupakan bentuk lebih lanjut dari kesenian
Langen Carita (untuk tingkat Sekolah Dasar, red),
Aris berharap setelah pementasan ini ada masukan, saran, dan kritik. Sehingga
menjadi kajian untuk pementasan di tahun-tahun berikutnya. Aris juga
menyampaikan apreasi kepada para nara sumber dan tim produksi Taman Kesenian
Ibu Pawiyatan Tamansiswa, serta kepada para orang tua murid yang telah
mengijinkan putra-putrinya ikut dalam pergelaran.
Langen Sekar “Rukun Agawe Santosa” sendiri merupakan cerita
atau dongeng fabel (dunia binatang),
yaitu menceritakan perseteruan antara kelompok kupu-kupu berwarna putih dengan
kupu-kupu berwarna merah yang masing-masing merasa paling indah dan paling
bagus warnanya. Persaingan tersebut berujung pada perkelahian yang justru
menghancurkan keindahannya. Kemudian munculah kelompok kupu-kupu blirik (lorek)
yang mendamaikan perseteruan antara kupu merah dan kupu putih.
Akhir dari pergelaran Langen Sekar dilanjutkan diskusi dengan nara sumber Tim Poduksi dari Taman Kesenian Ibu Pawiyatan Tamansiswa, pokok bahasan terkait kesenian Langen Sekar dengan mengupas ilmu “Sastra Gending” karya Raja Mataram Sultan Agung (tahun 1613 -1645) yang menjadi inspirasi Ki Hadjar Dewantara dalam membuka seni atau membuka keindahan dengan metode wiraga, wirasa, dan wirama untuk membentuk karakter siswa. (ted)