Bupati Sudewo dari Partai Apa? Heboh Menaikkan PBB 250 Persen di Pati, Begini Profilnya

Bupati Sudewo dari Partai Apa?
Bupati Sudewo dari Partai Apa?

bernasnews – Nama Bupati Pati, Sudewo, mendadak menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial dan ruang-ruang publik. Banyak yang bertanya, dia dari partai apa? 

Pasalnya, bukan karena prestasi pembangunan yang mencolok, melainkan karena kebijakannya yang kontroversial: menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Tak berhenti di situ, pernyataannya yang menantang aksi unjuk rasa masyarakat pun viral dan menyulut respons keras dari berbagai kalangan. 

Dalam sebuah video yang beredar luas, Sudewo terdengar mengatakan bahwa dirinya tidak akan mundur dari kebijakan tersebut, bahkan jika demonstrasi melibatkan puluhan ribu massa.

“Saya tidak akan mengubah keputusan, tetap maju,” tegasnya dalam potongan video yang kini banyak dibagikan.

Kenaikan PBB 250 Persen

Kebijakan menaikkan tarif PBB-P2 hingga tiga kali lipat itu diambil Pemerintah Kabupaten Pati dengan dalih untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). 

Sudewo menyebut tarif PBB di Pati tidak mengalami kenaikan selama 14 tahun, sementara kebutuhan anggaran untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, rumah sakit, hingga sektor pertanian terus meningkat.

Namun, warga menilai kebijakan tersebut terlalu drastis. Petani, pelaku UMKM, dan masyarakat kecil merasa terbebani. 

Dalam berbagai forum, warga menyuarakan keresahan mereka. Tak sedikit pula yang menyebut bahwa Sudewo terlalu arogan dalam menyikapi kritik publik.

Profil dan Perjalanan Karier Sudewo

Lahir di Pati, 11 Oktober 1968, Sudewo bukan sosok baru di dunia politik maupun birokrasi. 

Ia mengawali kariernya sebagai lulusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS) dan meraih gelar magister dari Universitas Diponegoro di bidang Teknik Pembangunan.

Semasa kuliah, ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Setelah lulus, ia meniti karier sebagai pegawai di Departemen Pekerjaan Umum dan turut ambil bagian dalam sejumlah organisasi insinyur serta kelompok aktivis Marhaenis.

Langkah politiknya mulai nyata saat ia maju menjadi calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat pada 2009. Ia lolos ke Senayan, lalu pindah ke Partai Gerindra dan kembali terpilih untuk periode 2019-2024. 

Selama di DPR, ia duduk di Komisi X, lalu pindah ke Komisi V yang membidangi urusan infrastruktur dan transportasi.

Pada periode Pemilu 2024, Sudewo sebetulnya terpilih kembali menjadi anggota DPR RI untuk 2024-2029. 

Namun, ia memutuskan mundur demi mencalonkan diri sebagai Bupati Pati. Ia berpasangan dengan Risma Adhi Chandra dan mendapat dukungan koalisi besar: Gerindra, PKB, NasDem, dan PSI.

Menantang Demonstrasi: Pernyataan yang Memantik Emosi

Sikap Sudewo yang menanggapi rencana demonstrasi dengan tantangan terbuka menjadi pemantik baru gelombang kritik. 

Ia menyatakan tak masalah jika massa mencapai 50 ribu orang, karena ia tetap akan menjalankan kebijakan tersebut.

Sikap itu dianggap sebagian warga sebagai bentuk kesombongan kekuasaan, meski sebagian pendukungnya menyebut Sudewo hanya ingin menunjukkan ketegasan. 

Respons Pemerintah Pusat

Kebijakan kontroversial ini bahkan sampai ke telinga Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Tito menyatakan tengah mengecek dasar hukum kenaikan PBB tersebut. 

Ia memerintahkan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri untuk menelusuri prosedur, legalitas, serta apakah kebijakan itu telah dikonsultasikan ke pusat atau belum.

Jika terbukti ada pelanggaran prosedur, besar kemungkinan akan ada langkah evaluasi dari pusat terhadap keputusan pemerintah daerah.***