Memaknai HUT Ke-7 Media Komunitas NAGARI, Muncul Bukan Faktor Kebetulan

Tampilan cover koran Media Komunitas NAGARI. (Swasono/ Nagari)

bernasnews — Mendengar kata bernas bagi masyarakat  Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, khususnya Jawa Tengah sisi selatan, yang sudah berusia sepuh tentu ingatannya tertuju pada salah satu media cetak di Jogja  yang sudah lama ada, yang berdiri pada tanggal 15 Nopember 1946.

Melalui proses panjang nama Berita Nasional berganti menjadi Bernas dengan pengelola yang berbeda, bahkan tempat kantornya pun berpindah pindah dari yang semula di Jalan Beji. Kemudian di Jalan Katamso, pindah lagi di Jalan MT. Haryono, Yogyakarta.

Selanjutnya di bawah naungan manajemen Kelompok Kompas Gramedia pindah di Jalan Sudirman, kemudian pindah di Jalan IKIP PGRI Sonosewu, mengalami proses re-invinting baik manajemen maupun produk media, dengan nama Bernas Jogja.

Beberapa tahun kemudian pindah ke Kentungan, Jalan Ringroad Utara, Sleman usai bergabung dengan manajemen Hebat Grup, hingga tenggelam atau berhenti terbit tepatnya pada tanggal 1 Maret 2018.

Hal yang menarik adalah seperti yang diungkapkan oleh para hatters Harian Bernas, di mana waktu itu disebutkan sebagai koran yang mempunyai “nyawa rangkap” bahkan ada yang satire mengibaratkan seperti pepatah “Hidup Segan Mati pun Enggan”.

Paska tenggelamnya Harian Bernas tersebut, bagi mantan karyawan yang antara lain Galih Wijaya, Philipus Jehamun, dan Bambang Sukoco, ungkapan satire itu menjadi sebuah mantra penyemangat  untuk mengibarkan kembali Harian Bernas, namun dalam bentuk lain tanpa meninggalkan “roh” dari Harian Bernas itu sendiri.

Ya…tujuh tahun lalu, tanggal 9 April 2018, di sudut ruang sebuah kafe di bilangan nJeron Beteng Kraton Yogyakarta, tepatnya di Jalan Langenastran Lor, tiga sekawan dan didukung oleh beberapa mantan mereka menerbitkan koran Media Komunitas NAGARI.

Suplemen Teras Malioboro 54, kiprah dan kinerja anggota DPRD DIY ikut mewarnai perjalanan Media Komunitas NAGARI. (Swasono/ Nagari)

Media Komunitas NAGARI terbit bukanlah faktor kebetulan, gagasan ini muncul sebagai pengembangan dari sebuah halaman/ rubrik “Komunitas Jogja”, dari halaman yang ada di Surat Kabar Harian (SKH) Harian Bernas, yang mengakomodir kegiatan komunitas-komunitas yang ada di Jogja.

Meskipun demikian, pengembaraan untuk berpindah-pindah kantor pun masih terjadi. Usai penerbitan perdana Koran NAGARI, kantor pun berpindah ke sebuah kampus, di Jalan Magelang. Sekira dua tahun, kantor pindah lagi ke sebuah hotel di Jalan Sutomo, Yogyakarta.

Dari Hotel Safari inilah, manajemen selain menerbitkan media cetak juga menerbitkan media online dengan brand “bernasnews”. Kata bernas di sini selain sebagai penghormatan nama besar almamater dari para pegelolanya, namun dengan makna yang berbeda, Bernas, Bersama Nas.

Kata “nas” dalam bahasa Arab berati manfaat atau keuntungan, harafiahnya adalah sebuah media online dengan produk-produk berita yang bermanfaat. Dalam konteks lain “nas” dapat berarti tujuan atau target yang ingin dicapai. Semenata dalam konteks budaya Jawa, nas dapat berarti orang atau manusia.

Perjalanan dan proses tetap harus dijalani, produk konvergensi media online bernasnews dan media cetak Koran NAGARI  kemudian pindah kantor di Jalan Pembela Tanah Air (PETA), dan selanjutnya pindah kantor yang lebih representatif di Gedung JTCC, Jalan Patang Puluhan No.26, Wirobrajan, Yogyakarta.

Selamat dan Sukses Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-7 Media Komunitas NAGARI. Semoga benar-benar menjadi naga, hewan mitologi yang memiliki kekuatan dan kesaktian luar biasa. Juga memberikan manfaat bagi masyarakat pembacanya. Proficiat. (zbd/ ted)