News  

Pelajar di Jogja Diajak Terlibat Kelola Sampah Lewat Gerakan Sekolah Bersih

bernasnews – Sampah menjadi salah satu prioritas persoalan yang saat ini sedang diselesaikan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Penuhnya depo serta banyaknya ruas jalan yang dijadikan lokasi pembuangan sampah secara liar itu membuat Pemerintah harus memutar otak untuk menyelesaikannya.

Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi Gerakan Bersih Bersih Sekolah dan Lingkungan diluncurkan Rabu, (26/2/2025) di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan menyampaikan butuh keterlibatan seluruh pihak untuk menghadapi momok sampah itu, termasuk melibatkan sekolah-sekolah lewat program ini.

Menurutnya sekolah juga memiliki peranan penting dimana anak didik bisa diajak menjadi agen perubahan sejak dini dalam pengelolaan sampah.

“Ini langkah konkret Pemerintah Kota Yogyakarta bahwa kita serius menangani sampah. Jadi kita juga menggerakkan sekolah-sekolah SMP. Kita juga bekerja sama dengan Pemda (DIY) SMA/SMK ikut dalam gerakan sekolah bersih,” kata Wawan saat peluncuran Gerakan Bersih Bersih Sekolah dan Lingkungan di SMP Negeri 5 Yogyakarta, Rabu (26//2/2025).

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi upaya untuk menggugah kesadaran masyarakat bersama Pemkot Yogyakarta dan pemangku kepentingan dalam mengelola sampah, memilah, dan mengurangi sampah.

Gerakan yang digelar di sekolah itu rencananya akan menyasar sampai di lingkungan 200 meter di sekitar sekolah.

“Semoga bisa merubah mindset yang tadinya hanya membuang sampah tanpa diolah, sekarang harus memilah dan mengelompokkannya. Ini PR kita bersama,” ucap Wawan.

Wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan saat meluncurkan program Gerakan Bersih Bersih Sekolah dan Lingkungan di SMP 5 Yogyakarta. (Foto : Wulan/ bernasnews)

SMP 5 Yogyakarta Didorong Jadi Percontohan

Lebih lanjut, Pemkot Yogyakarta mendorong semua sekolah di Kota Yogyakarta untuk menumbuhkan peduli lingkungan terhadap pengelolaan sampah.

Wawan menuturkan mengapa SMP N 5 Yogyakarta dipilih sebagai lokasi peluncuran Gerakan Bersih Bersih Sekolah dan Lingkungan. Hal ini tak terlepas karena diharapkan mampu menjadi percontohan pengelolaan sampah secara mandiri menggunakan mesin incinerator.

Sebagaimana diketahui, sekolah ini memiliki kegiatan Zero Trash Community (Zetra) Pawitikra  yang melakukan pengelolaan sampah secara rutin.

“Di SMP 5 ini sudah ada penangananya, ada incinerator kecil,untuk internal sekolah. Anak-anak muda di sini adalah agen perubahan untuk mengajak pengurangan dan pengelolaan sampah,” tambahnya.

Kepala Dinas Dikpora Kota Jogja Budi Santosa Asrori menambahkan gerakan sekolah bersih berdasarkan arahan Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan diikuti seluruh sekolah di Kota Yogyakarta jenjang 230 TK, 165 SD, 66 SMP/MTS dan sekitar 70 SMA/SMK/MA.

“Kegiatan bersih sekolah ini dilakukan serentak seluruh sekolah. Gerakan kebersihan ini bagaimana sekolah bisa mengelola sampah dengan baik dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat sekitar. Kerja bakti rutin rencananya dua minggu sekolah. Gerakan ini (wujud) bahwa sektor pendidikan peduli terhadap pengelolaan sampah dan perilaku hidup sehat dan bersih,” kata Budi.

Budi menyebut giat bersih-bersih ini tak hanya fokus di dalam sekolah, tapi juga di lingkungan sekitar sekolah dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan di wilayah. Menurutnya, ini menjadi salah satu cara untuk mengedukasi siswa terkait dengan pentingnya gotong royong untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

Sementara Kepala SMPN 5 Yogyakarta Siti Arina Budiastuti menyambut baik bahwa SMPN 5 Yogyakarta dijadikan tempat peluncuran gerakan sekolah bersih.

Dia tak menepis bahwa selama ini, pihaknya sudah mengelola sampah secara mandiri berupa pemilahan sampah dan penggunaan mesin incinerator dengan teknologi carbonizer yang tidak menimbulkan emisi seperti dioxin, furan maupun sulfur dioksida ke lingkungan

“Kami sudah masuk tahun kedua untuk pengelolaan sampah. Kami memiliki garda Zetra Pawitikra. Seluruh siswa di sini setiap hari sudah memilah sampah dan setor sampah tiap hari Jumat oleh tim sekolah ada guru, karyawan termasuk kepala sekolah,” terang Rina.

Adapun pengelolaan sampah di SMPN 5 Yogyakarta dipilah dengan rincian sampah organik dikelola sekolah, sampah anorganik disetor ke bank sampah. Sedangkan sampah residu diolah menggunakan mesin incinerator dengan kapasitas sekitar 70 kg dan hasilnya menyusut menjadi sekitar 10 persen berupa briket arang untuk bahan bakar.

“Hasil briket arang tersebut juga sudah ada pihak yang memanfaatkan,” imbuhnya.

Tanggapan Pelajar SMP 5 soal Gerakan Bersih Bersih Sekolah dan Lingkungan

Dijumpai terpisah, salah satu pelajar kelas IX, Malika mengatakan gerakan ini menjadi ajang refreshing tersendiri bagi dirinya. Dia cukup senang dengan adanya program pengelolaan sampah di lingkup sekolah yang sudah diterapkan beberapa tahun ini.

“Kegiatan ini buatku refreshing sih, karena saya dan teman-teman itu kan kelas 9 nah dengan adanya program ini menurut saya kita jadi refresh. Kita mulai dari awal lagi, karena seminggu ini kita ujian,” cerita Malika.

Malika menilai gerakan ini juga bisa membentuk generasi muda yang lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan serta mampu menerapkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

“Benar cukup memberikan manfaat karena sebelum adanya program ini, tempat sampah itu cukup membudlak, terus sampah sampah makanan bikin bau. Nah dengan adanya program ini jadi tidak ada bau lagi dan jadi lebih bersih,” tandasnya. (lan)