Berternak Kambing, Upaya Cerdas PAUD Pelita Kasih Menuju Kemandirian Usaha

Kambing milik PAUD Pelita Kasih yang dipelihara Pak Untung. warga Dusun Kliran, Sendangagung, Minggir, Sleman, DIY. (Z. Bambang Darmadi/ bernasnews)

bernasnews — Bicara biaya pendidikan bisa masuk kategori biaya primer bagi masyarakat sebab pendidikan telah menjadi sama pentingnya seperti kebutuhan pokok sehari-hari. Lantaran dengan pendidikan bisa membangun sumber daya manusia (SDM) untuk menjadi manusia yang unggul, yang juga diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan.

Selanjutnya tanpa menafikan idealisme, biaya pendidikan ibarat pisau bermata dua bagi pengelola lembaga pendidikan swasta, terlebih yang berada di bawah sebuah yayasan pendidikan yang juga tidak begitu besar.

Hal itu seperti yang dihadapi oleh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pelita Kasih, yang berlokasi di Dusun Pojok 5, Desa Sendangagung, Kabupaten Minggir, Kabupaten Sleman, DIY. PAUD Pelita Kasih yang berdiri sejak tahun 2011 ini mengalami hal yang dilematis.

Pasalnya yayasan yang menaunginya selalu defisit, biaya operasional selalu lebih besar dari pada pemasukannya. Lebih besar pasak dari pada tiang. Kebanyakan orang tua siswa PAUD Pelita Kasih adalah golongan menengah ke bawah, sehingga untuk menaikkan uang sekolah harus berpikir dua kali.

Bendi warga Dusun Bekelan, Sendangagung, Minggir, Sleman yang memelihara kambing milik PAUD Pelita Kasih. (Z. Bambang Darmadi/ bernasnews)

Kalau uang sekolah dinaikan pasti orang tua siswa mengeluh, keberatan dan lain sebagainya. Kalau tidak dinaikkan Yayasan selalu defisit dan tombok. Oleh karena itu salah satu upaya dalam menambah pemasukan dan upaya menuju PAUD mandiri, pihak Yayasan mengembangkan peternakan kambing bekerjasama dengan warga sekitar PAUD Pelita Kasih.

“Selain untuk menambah pemasukan PAUD Pelita Kasih serta untuk membuka lapangan kerja bagi warga di sekitar sekolahan sehingga bisa menjalin persaudaran. Hari ini Sabtu  (5/10) kemarin menambah kambing lagi, satu indukan beserta anaknya yang dipelihara oleh pak Bendi,” ungkap Mujimantara, Staf Yayasan, pada bernasnews, Senin sore ( 7/10/2024).

Dikatakan, sebelumnya juga ada kambing yang dipelihara oleh pak Untung sejumlah 7 ekor kambing dan sudah sempat dijual 2 ekor, sehingga sekarang tinggal 5 ekor. “Dengan bekerjasama orang lain paling tidak ke depannya ada tambahan pemasukan untuk Yayasan dari hasil peternakan kambing bersama warga itu,” ujar Mujimantara. (zbd)