bernasnews — Sedekah air merupakan salah satu amalan ibadah yang paling utama. Air menjadi kebutuhan sehari-hari yang sangat vital sehingga menjadi sesuatu yang harus ada dan tak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Namun ironisnya di Indonesia masih banyak warga masyarakat yang kesulitan air bersih ketika musim kemarau tiba. Apalagi di tahun 2024 ini banyak daerah rawan yang kekeringan, air menjadi langka dan mahal. Di berbagai wilayah terdapat banyak titik yang kekeringan air bersih begitu sulit didapatkan.
Oleh karena itu untuk membantu dan setidaknya meringankan beban penderitaan bagi mereka yang terdampak kekeringan, sejumlah Alumni SMA BOPKRI I Yogyakarta tahun 1972 (BOSA’72) menyelenggarakan bakti sosial Sedekah Air, berlokasi di Pedukuhan Kerjo, Kalurahan Ngestirejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (19/9/2024).
Kegiatan ini dinahkodai oleh Waluyo yang juga sebagai Ketua Alumni BOSA’72, bersama rombongan dengan disertai satu truk tangki air bersih kapasitas 5.000 liter serta sejumlah uang untuk pembelian 12 tangki air bersih dan tiga dos pakaian bekas layak pakai untuk warga setempat yang membutuhkan, yang diserahkan oleh Wenny, salah satu anggota Alumni BOSA’72.
Rombongan disambut dan diterima langsung oleh Eri Munandar, Dukuh Padukuhan Kerjo dan sejumlah warga setempat yang telah berbondong – bondong membawa ember, galon bekas air kemasan, bahkan ada juga membawa jerigen plastik guna tempat air bersih yang dibutuhkan.
Seusai acara sambutan, kemudian dilanjutkan dengan acara seremoni berupa pengucuran air bersih dari truk tangki oleh Ketua Alumni BOSA’72 juga oleh seluruh peserta baksos kepada para warga setempat yang telah siap menerima bantuan air bersih tersebut.
“Kekeringan di Gunungkidul terus meluas. Kemarau panjang yang tak kunjung berahkir membuat wilayah yang terdampak semakin luas. Masalah kekeringan ini bukanlah masalah baru, melainkan masalah lama yang terjadi setiap tahunnya,” kata Awiek Roesprayitno, Alumni BOSA’72 dalam rilis yang dikirim ke bernasnews.
Pemerintah Kabupaten Gununungkidul hendaknya segera mencari solusi jangka panjang supaya masalah kekeringan ini segera teratasi dan tidak terulang di tahun-tahun berikutnya. Air menjadi kebutuhan pokok. “Maka tidak boleh ada masyarakat yang kekurangan air bersih terutama untuk minum dan makan,” pungkasnya. (*/ ted)