News  

Ngobran #02 ISEI Cabang Jogja: Pemimpin Berwawasan Enterpreneur, Begini Kriterianya

Ngobrol Ramadan (Ngobran) #02, dengan topik “Pemimpin Berwawasan Enterpreneur” yang digelar ISEI Cabang Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

bernasnews — ISEI Cabang Yogyakarta bekerjasama dengan BI DIY, KADIN DIY, ALRA Corner dan YSS Production menyelenggarakan Ngobrol Ramadan (Ngobran) #02. Acara dengan topik “Pemimpin Berwawasan Enterpreneur” tersebut dilaksanakan di ALRA Corner, Yogyakarta, Jumat (22/03/24).

Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua KADIN DIY Wawan Harmawan, Rektor UWM Edy Suandi Hamid, Dosen FE UMB Yogyakarta Dorothea Wahyu Ariani, Plt. Kepala Bappeda DIY Tri Saktiyana, Guru Besar FEB UGM Lincolin Arsyad, Pengurus KADIN DIY Tim Apriyanto, Wakil Ketua ISEI Cabang Yogyakarta Rudy Badrudin , Bambang P Hadi (Bankir), Bakti Wibawa (BRIN), Guru Besar FEB UGM Eko Suwardi dan Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta Y. Sri Susilo.

Wakil Ketua KADIN DIY Wawan Harmawan mengemukakan, bahwa pemimpin harus mempunyai kemampuan leadership yang mumpuni. Menurut Wawan, pemimpin harus mampu menjadi problem solver, kemampuan manajerial yang memadai dan mampu berkomunikasi serta membangun jaringan dengan baik. “Selain itu pemimpin wajib menjunjung moral dan etika serta taat pada regulasi,” ungkap dia.

“Pada saat ini pemimpin juga dituntut mempunyai wawasan enterpreneur yang mencakup visioner, mampu mengambil keputusan dengan tepat & cepat, kreatif serta mampu berkolaborasi dengan pihak manapun,” lanjut Wawan.

Tuntutan lain pemimpin juga harus transparan dan akuntabel dalam setiap kebijakan yang akan diputuskan dan diterapkan. “Terakhir pemimpin wajib tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme,” tandas Wawan Harmawan.

Sementara itu, Rektor UWM Edy Suandi Hamid mengatakan, pemimpin yang memiliki kapasitas banyak ditemui, baik di eksekutif maupun legislatif, namun sayangnya kepasitas seperti itu tidak diikuti karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin, yakni integritas (kejujuran), komitmen pada tugas dan janji (amanah), dan kompetensi sesuai tanggung jawab yang diembannya.

Menurut Rektor UWM, akibatnya hasil kepemimpinan seperti itu tidak membawa hasil yang diinginkan sesuai tujuan organisasi, atau bahkan pemerintahan. Lebih lanjut Edy menjelaskan, banyak pemimpin yang karbitan atau didorong karena keturunan atau karena pengaruh uang, sehingga gaya kepemimpinannya seperti “boss”.

“Tipe pemimpin ini hanya memerintah dan tidak memiliki kapasitas akan tugas dan kurang menghargai anak buah. Kita ini terlalu banyak bos, tetapi kurang penimpin. “We are too many bosses but too few leaders,” tegas Edy Suandi Hamid, yang juga Koordinator Tim Pakar ISEI Cabang Yogyakarta.

Wakil Ketua KADIN DIY Wawan Harmawan (Baju Putih) saat menyerahkan doorprize. (Foto: Istimewa)

Senada yang dengan Rektor UWM juga diungkapka oleh Dorothea Wahyu Ariani, Dosen FE UWM Yogyakarta, bahwa memilih pemimpin yang tepat dan benar dapat membawa organisasi menuju pada tujuan dan cita-cita organisasi. Menurut Ariani, pemimpin adalah penjaga gawang budaya organisasi, sehingga pemimpin diharapkan dapat membawa organisasi melestarikan budaya organisasi atau merubah budaya organisasi yang sudah tidak sesuai.

“Permasalahan kepemimpinan (leadership) tidak terlepas dari permasalahan pengikut (followership). Namun kepemimpinan tidak secara serta-merta meningkatkan kinerja pengikutnya.  Konsep kepemimpinan yang paling disukai adalah pemimpin yang dirasakan mendukung anak buahnya (perceived organizational support),” beber Ariani.

“Pemimpin yang disukai masyarakat adalah yang mau mendengarkan suara rakyat dan memenuhi keinginan Masyarakat,” ungkapnya.

Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta Y. Sri Susilo menambahkan, bahwa seorang pemimpin seharusnya juga harus bersedia melayani seluruh anggota organisasi yang dipimpinannya. Sebagai contoh, Kepala Daerah harus menjadi pelayan seluruh masyarakat di wilayah.

Menurut Susilo, pemimpin   yang siap mendengar aspirasi dan sekaligus mencari solusi terhadap masalah yang muncul. “Pemimpin saat ini harus mempunyai jiwa enterpreuner yaitu visioner, inovatif,   pekerja keras, berani mengambil resiko dan menjunjung tinggi moral serta etika,” ungkap Susilo yang juga dosen FBE UAJY dan penggiat pariwisata.

Ngobran #02 beberapa menit menjelang Azan Maghrib dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Sambil berbuka dibagikan doorprize dari Bank BPD DIY Syariah dan YSS Production. Untuk Ngobran #03 akan diselenggarakan minggu depan dengan tuan rumah Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY. (*/ ted)