bernasnews – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sukses menjadi salah satu kota yang berpartisipasi dalam mementaskan ASEAN Panji Festival 2023, Jumat (13/10/2023), malam.
Acara ini diselenggarakan untuk kedua kalinya oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dimana sembilan negara yang berpartisipasi seperti Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia berkolaborasi menampilkan sajian tari kolaborasi yang berpusat pada kisah Panji (Inao), sebuah epons romantis yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Memory of The World pada 2017.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan cerita Panji telah menjadi salah satu epic klasik dalam sastra Jawa yang sangat terkenal di Indonesia dan beberapa wilayah Asia Tenggara. Sehingga tak jarang Cerita Panji dianggap sebagai salah satu karya sastra terpenting dalam budaya Jawa.
Namun seiiring perkembangan zaman, khususnya kondisi pada saat ini masih banyak generasi muda yang tidak mengenal cerita Panji. Oleh karenanya perlu dikenalkan dan gelaran ini menjadi salah satu upayanya.
“Ini adalah format yang klasik jadi dalam bentuk yang kita coba cari, tapi kita juga memberikan imbuhan yang lebih modern, yang lebih kontemporer, karena itu sebetulnya adalah caranya Panji nya berkembang dari waktu ke waktu,” kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, Jumat (13/10/2023).
Hilmar juga menuturkan bagaimana cerita Panji ini memiliki pengaruh yang besar bagi negara Indonesia dan negara-negara di kawasan ASEAN.
Menurutnya, cerita Panji memiliki pengaruh dalam aspek seni dan budaya secara lebih luas dan festival ini menjadi sebuah upaya untuk melestarikan serta memperkuat lagi sastra dan budaya Panji yang ternyata tidak hanya menyebar di Nusantara, tetapi juga di negara-negara ASEAN.
Di samping itu, penyelenggaraan ASEAN Panji Festival tahun ini, juga merupakan bentuk perayaan untuk menghormati warisan bersama (common heritage) yang dimiliki negara ASEAN, juga menjadi media pengikat persahabatan antarnegara melalui budaya.
“Termasuk menggali kekayaan budaya Panji ini sebagai basis untuk ekspresi ekspresi yang baru yang sama sekali belum ada. (Bentuk) komik misalnya kemudian film, sastra modern juga memungkinkan untuk mengangkat cerita Panji ini,” ujar Hilmar.
“Dari keseluruhan festival ini akan muncul berbagai inisiatif barulah dari masing-masing negara dan berharap juga setiap tahun festival ini berlangsung juga menjadi wadah untuk berdiskusi mempertemukan berbagai macam inisiatif yang berkembang di masing-masing negara,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Pembantu Rektor III ISI Yogyakarta, Kholid Arif Rozaq. Sebagai tuan rumah, ia mengatakan bahwa ASEN Panji Festival mempunyai sastra dan budaya Panji yang popular di Asia Tenggara berubah nama menjadi Inao dan Bussaba.
“Semoga, kehadiran acara tersebut bisa lebih memperkenalkan Cerita Panji kepada masyarakat luas,” kata Kholid.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menyambut baik ASEAN Panji Festival yang dimulai dengan Welcome Dinner di Museum Sonobudoyo pada 7 Oktober 2023 lalu.
Menurutnya, pada masa kini, budaya Panji berkurang atau tidak berkembang meluas karena banjirnya informasi, hiburan, dan terpaan budaya lain yang dikemas lebih baik melalui internet.
Sehingga festival ini menjadi wadah yang tepat untuk memperkenalkan dan mengembangkan cerita Panji di kalangan anak muda.
“Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sangat mendukung kegiatan ASEAN Panji Festival ini,” pungkasnya. (lan)