bernasnews — Manchester United seperti seperti raksa tidur. Klub sepak bola dengan sejarah kegemilangan, seakan kehilangan taringnya. Prestasinya nyaris tidak ada. Kedatangan Eric Ten Hag membawa harapan besar. Berbagai perubahan sedang dilakukan.
Manchester United merupakan klub dengan kekayayaan yang fantastis. Berbasis pada annual report 2021 total asset mencapai £ 1,26 milyar. MU mempunyai kekuatan yang sangat besar. Sempat merugi karena terpaan pandemic masih menjadikan mereka salah satu klub dengan kekuatan terbesar di Eropa bahkan dunia.
Sejarah mencatat Manchester United merupakan klub dengan segudang prestasi. Koleksi tropi mereka sangat banyak. Mereka menjuarai 13 trofi Premier League, 12 FA Cup, 5 League Cup, 21 Community Shield, 3 Champion League. Koleksi trofi ini sudah dapat membuktikan bahwa Manchaster merupakan klub yang disegani
Sayangnya, prestasi itu seakan macet. Setelah Sir Alex Ferguson pensiun, tak banyak lagi trofi yang berhasil dikoleksi. Dan prestasi bergengsi yang mereka dapatkan seperti Europa League yang berhasil dimenengkan dibawah asuhan Jose Mourinho.
Eric Ten Hag menbawa harapan baru bagi klub dan fans. Dia menggantikan Ralf Rangnick yang merupakan manajer intern. Setelah enam bulan Rangnick tidak berhasil mengubah permainan klub. Mereka malah tersungkur dari Champion League.
Berbagai perubahan sedang dijalankan oleh Eric Ten Hag. Manchester telah melakukan banyak perombakan. Dia tampaknya lebih menyukai sepak bola kolektif dalam bersepak bola. Tidak begitu menyukai peran individu yang menonjol dan lebih besar dari klub.
Langkah-langkah yang dilakukan juga cukup radikal. Mereka menjual pemain dan juga tidak memperpanjang kontrak pemain yang tidak masuk dalam rencana Eric Ten HagE. Sebanyak 11 pemain telah dilepas termasuk mereka dengan nama besar.
Sebagai gantinya mereka terus berusaha mendatangkan para pemain baru. Hingga kini pemain baru yang datang adalah Tyrell Malacia, Lisandro Martinez, dan Christian Eriksen. Mereka masih berusaha mendatangkan para pemain-pemain yang diinginkan
Tampaknya kedatangan Eric Ten Hag, membawa hasil positif . Tour pramusim memberikan hasil yang impresif. Mereka memenangkan dengan skor yang signifikan. Mereka menang melawan Liverpool dengan skor telak 4-0, Melbourne Victory dengan skor 4-1, Crystal Palace dengan skor 3-1. Mereka hanya ditahan imbang pada pertandingan dengan Rayo Vallecano dengan skor 1-1.
Hanya saja mereka kurang menunjukan diri pada kompetisi. Hasil yang mereka dapatkan kurang memuaskan di awal musim. Manchester United harus kalah oleh Brington di Primier League dengan skor 1-2. Bahkan lebih buruk lagi mereka kalah dengan skor telak melawan Brentford 4-0.
Membangun budaya baru dalam sebuah organisasi bukan merupakan pekerjaan mudah. Secara teori lebih membutuhkan waktu yang lebih panjang. Budaya kolektif lebih ditonjolkan dari pada menonjolkan individu. Tak heran dalam kesempatan wawancara Eric Ten Hag meminta waktu untuk merubah Mancheter United.
Tidak semua perubahan itu sesuai diinginkan, perlu kompromi dengan kondisi tertentu. Diberbagai kesempatan tampaknya Eric Ten Hag tidak terlalu puas dengan performa para pemain. Dia tampaknya mulai adanya kompromi dengan hasil ini. Meskipun di berbagai wawancara setelah pertandingan mempertandingan terlihat positif.
Seperti waktu wawancara setelah pertandingan pramusim, Eric Ten Hag mengaku puas dengan hasil pertandingan. Namun, kelanjutanya masih banyak yang perlu diperbaiki.
Terlihat secara permainan mereka kurang padu, bahkan dibeberapa kesempatan permainan mereka seperti kurang terkoordinir. Terutama lini tengah tidak terlihat solid.
Secara teori perubahan organisasi hal ini sering dialami oleh organisasi. Terlebih merubah budaya, cara bekerja, dan pendekatan teknis bukan pekerjaan instan. Saat ini pembenahan perlu dilakukan.
Palmer and Dunford (2002) mempunyai gambaran terkait dengan manager perubahan. Gambaran merefer kepada director, coach, navigator, interpreter, caretake, nurturer. Peran lebih banyak dilakukan oleh Eric Ten Hag telah melakukan berbagai image ini. Dia memberikan arahan kepada pemain, mengembangkan pemain, mengartikulasikan sistem permainan, bahkan sampai pada memberikan dan terus menuntut peningkatan kemampuan para pemain
Perubahan memerlukan waktu, yang dapat lahir dari dorongan dari dalam dan tarikan dari luar. Dorongan dari dalam memerlukan orang yang tepat diposisi yang tepat. Meski telah melepas banyak pemain, masih terdapat pemain yang tidak menjalankan instruksi pelatih.
Bahkan terdapat pemain yang merasa mempunyai nama besar sehingga berperilaku tidak baik. Pemain meninggalkan tempat pertandingan sebelum selesai itu merupakan pretensi buruk. Ini menunjukan lack of commitment dari pemain yang bersangkutan.
Peran pemain ini nampaknya perlu segera diatasi. Ada strategi yang menarik dengan mempromosikan pemain muda dari akademi. Hanya saja, nampaknya mereka dirasa belum terlalu siap untuk bertanding.
Nampaknya pemain baru masih harus didatangkan. Negosiasi terus dijalankan, nampaknya beberapa nama telah menjadi incaran untuk ‘menambal’ kekurangan. Manchester United tidak mendapatkan semua target pemain yang diinginkan di bursa transfer.
Tarikan dari luar terdapat hyper competition antar klub di Liga Inggris. Liga Inggris dianggap paling kompetitif di Eropa. Di awal musim MU di bawah Eric Ten Hag tidak menjanjikan. Mereka hanya menduduki papan atas. Akan tetapi belakangan sudah mulai terlihat hasilnya mereka perlahan mulai merangkak naik. Manchaster United mempunyai harapan untuk kembali bersaing. (Ferrynela Purbo Laksono, Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma & Anggota ISEI Cabang Yogyakarta)