Optimalisasi JBSC Sebagai Sarana Pengembangan Ekspor DIY

BERNASNEWS.COM — Sesuai arahan Gubernur DIY saat Rakorda TPID, 22 September 2021, bahwa Forum Komunikasi dan Konsultasi Ekspor-Impor DIY (Forkom) yang dibentuk berdasarkan SK Gubernur DIY No. 140/KEP/2021, agar bekerja efektif harus membentuk Jogja Business Service Center (JBSC) yang mandiri dengan tenaga profesional yang kuat.

JBSC ini berfungsi memberi Layanan Satu Pintu untuk koordinasi dan sentralisasi komunikasi dan konsultasi ekspor-impor melalui Website JBSC. JBSC berada di bawah Tim Teknis yang harus melibatkan KADIN DIY dan Asosiasi Sektoral sebagai pelaku ekspor, dan Asosiasi Profesi, antara lain ISEI Cabang Yogyakarta, mewakili unsur akademisi untuk memberikan wawasan makro ekonomi ke depan.

Berkaitan dengan pembentukan JBSC tersebut maka Komunitas Budaya ‘Yogya Semesta’ bekerjasama dengan Kantor Perwakilan BI DIY, KADIN DIY dan ISEI Cabang Yogyakarta menyelenggarakan Focused Group Discussion (FGD), Kamis (14/10/2021), di Gedung Heritage BI DIY, Yogyakarta.

Wakil Kepala BI DIY Miyono dalam sambutannya berharap, pembentukan JBSC ke depan dapat meningkatkan ekspor DIY yang berujung mendorong pertumbuhan ekonomi atau fenomena export led growth. “Peningkatan ekspor DIY dipengaruhi oleh beberapa variabel/ faktor dan JBSC jika berfungsi serta berperan dengan optimal maka dapat menjadi faktor yang signifikan,” kata Miyono.

Peserta aktif FGD yang hadir. (Foto: Kiriman Y. Sri Susilo)

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Tri Saktiyana menjelaskan, bahwa Pemda DIY berkomitmen penuh dalam pembentukan JBSC. Pihaknya berharap dukungan pemangku kepentingan seperti BI DIY, KADIN DIY, ISEI Cabang Yogyakarta, Perguruan Tinggi, Bea dan Cukai Yogyakarta, dan Pengelola Bandara YIA agar JBSC ke depan dapat berfungsi dan berperan dengan optimal.

Sementara itu, dosen Fakultas Psikologi UGM Sumaryono selaku salah satu narasumber mengatakan, organisasi JBSC harus dikelola secara profesional baik dari aspek manajemen dan sumber daya manusia.

“Di samping itu, JBSC perlu didukung dengan tenaga ahli yang mempunyai kompetensi di bidang pemasaran ekspor, analisis data, perbankan, perpajakan, dan regulasi/perijinan. Lebih penting lagi  JBSC harus dikelola berdasarkan tata kelola yang baik,” jelas Sumaryono.

Nara sumber lain Amirullah Setya Hardi selaku Wakil Ketua ISEI Cabang Yogyakarta/ Dosen FEB UGM menyoroti komoditas ekspor andalan DIY. “Ke depan untuk meningkatkan ekspor DIY apakah tetap fokus pada komoditas andalan atau melakukan diversifikasi produk dan pasar?” tanya Amirullah. Menurutnya, jika berharap ekspor DIY meningkat maka diperlukan diversifikasi produk sekaligus pasar tujuan ekspor.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta/ Dosen FBE UAJY, Y. Sri Susio yang berharap JBSC agar dapat beroperasi dengan efektif maka diperlukan sekretaris eksekutif yang menjalankan roda organisasi secara profesional.

“Dukungan Pemda DIY serta pemangku kepentingan (termasuk tenaga ahli) untuk JBSC diperlukan namun hal tersebut belum cukup, untuk itu diperlukan tenaga professional khususnya sekretaris eksekutif dan tenaga administrasi yang andal,” ujar Dosen humble itu.

Selanjutnya, Heri Dendi selaku Pengasuh Komunitas Budaya ‘Yogya Semesta’ menegaskan, bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemangku kepentingan akan terus mengawal optimalisasi fungsi dan peran JBSC. “Berharap seluruh pemangku kepentingan. Khususnya Pemda DIY, BI DIY, OJK DIY, KADIN DIY, dan ISEI Cabang Yogyakarta mendukung upaya yang dilakukan oleh ‘Yogya Semesta’,” pungkasnya.

Hadir dalam giat FGD tersebut antara lain Yuna Pancawati (Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setda DIY), Santosa Rohmad (Dirut Bank BPD DIY), Agus Pandu Purnama (GM Bandara YIA), Turanta (Bea dan Cukai DIY), Tim Apriyanto (KADIN DIY) serta perwakilan pelaku ekspor di DIY. (ted)