News  

Tragis! Dua Bocah SMP Tabrak Linmas di Bantul saat Naik Motor tanpa Helm

Bocah SMP Tabrak Linmas/Foto: Polres Bantul

bernasnews — Sebuah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan dua anak di bawah umur menggegerkan warga di Jalan Bantul, tepatnya di depan Kantor Kelurahan Pendowoharjo, Dusun Cepit, Sewon, Bantul, pada Senin siang (2/6/2025). Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIB.

Kejadian ini menyisakan luka mendalam. Selain itu, peristiwa ini juga menggugah kepedulian publik soal kelalaian orang tua, lemahnya pengawasan, serta bahaya nyata anak-anak mengendarai sepeda motor tanpa izin dan perlindungan memadai.

Kronologi Kejadian

Korban, Jumadi (71), seorang petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas). Warga mengenalnya sebagai sosok telaten dan berdedikasi.

Ia tengah menjalankan tugas mulianya: membantu mengatur arus kendaraan dan mengevakuasi mobil yang mogok di tengah jalan. Di tengah tugas tersebut, nasib berkata lain.

Tanpa disangka, sebuah sepeda motor Honda Vario meluncur dari arah selatan dengan kecepatan tinggi. Di atas kendaraan itu, dua bocah SMP tampak panik.

Dalam sekejap, motor itu menghantam punggung Jumadi dari belakang dengan keras. Tubuh renta sang Linmas terpental dan kepalanya menghantam bagian bawah mobil yang sedang mundur.

“Saat itu Pak Jumadi sedang fokus membantu mengarahkan mobil mundur. Tiba-tiba motor itu datang dan langsung menabraknya. Saya melihat beliau terjatuh cukup keras,” ujar salah satu saksi mata, Darto (45), warga sekitar yang menyaksikan langsung kejadian itu.

Menurut keterangan resmi dari Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry, korban mengalami luka berat di bagian kepala akibat benturan tersebut dan langsung dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Bantul untuk mendapatkan perawatan intensif.

“Korban dalam kondisi serius. Kami masih terus memantau perkembangannya,” jelas AKP Jeffry.

Identitas Bocah SMP Tabrak yang Linmas

Identitas pengendara sepeda motor kemudian diketahui sebagai W (13), pelajar SMP asal Cemplung Lor, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Ia tidak menggunakan helm saat mengendarai motor tersebut.

Wahyu mengalami luka-luka akibat benturan. Sementara rekannya, R (12), yang duduk di boncengan dan juga pelajar SMP dari Padokan Lor, selamat tanpa luka.

Keduanya masih terlalu muda untuk mengendarai sepeda motor di jalan raya, apalagi tanpa perlengkapan keselamatan. Kondisi ini membuatnya prihatin karena orangtua membiarkan begitu saja anaknya yang masih di bawah umur berkendara di jalan raya.

“Kami prihatin. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tetapi juga tentang tanggung jawab dan keselamatan,” tegas AKP Jeffry.

Pihak kepolisian kini tengah menyelidiki lebih lanjut penyebab pasti kecelakaan. Namun indikasi awal menunjukkan faktor kelalaian menjadi pemicu utama. Usia pengendara yang belum cukup, tidak menggunakan helm, dan berkendara tanpa pengawasan menjadi sorotan utama dalam kasus ini.

Tragedi ini pun menyulut kembali perdebatan publik tentang masih lemahnya pengawasan terhadap anak-anak dalam berkendara. Di sisi lain, peran orang tua, guru, hingga aparat setempat dinilai sangat krusial dalam mencegah insiden serupa terulang kembali. (ef linangkung)