bernasnews – Teks khutbah Jumat 8 Agustus 2025 bertema kemerdekaan dan rasa syukur ini cocok dibawakan menjelang HUT RI ke-80. Renungan keagamaan sekaligus pengingat pentingnya kontribusi nyata bagi bangsa.
Khutbah Jumat Pertama
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam. Dialah yang telah melimpahkan nikmat iman, Islam, dan kemerdekaan kepada kita semua. Kita panjatkan puji syukur atas segala karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, para sahabat, dan umatnya yang setia hingga akhir zaman.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di bulan Agustus yang penuh makna ini, bangsa Indonesia kembali diingatkan pada peristiwa monumental yang terjadi pada 17 Agustus 1945. Hari itu menjadi tonggak sejarah kemerdekaan, ketika Indonesia resmi memproklamasikan diri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Tahun ini, kita memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Delapan dekade bukan waktu yang singkat. Selama itu pula bangsa kita hidup tanpa belenggu penjajahan. Namun, merdeka bukan berarti perjuangan telah usai. Justru saat ini kita menghadapi tantangan baru untuk mengisi kemerdekaan dengan karya nyata, membangun bangsa dalam bingkai keimanan dan ketakwaan.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Kemerdekaan adalah anugerah besar yang patut disyukuri. Sebab berkat kemerdekaan, kita bisa beribadah dengan tenang, mengaji dengan damai, serta melaksanakan ajaran Islam tanpa takut dikejar atau dilarang. Maka sudah sepatutnya kita menjadi hamba yang pandai bersyukur.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:
“Wa idz ta’adzana rabbukum la in syakartum la aziidannakum wa la in kafartum inna ‘adzaabii la syadiid.”
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih’.”
Syukur bukan hanya diucapkan dengan lisan, melainkan dibuktikan dengan amal nyata. Menjadi warga negara yang baik, taat hukum, menjunjung tinggi etika sosial, serta aktif berkontribusi untuk kemajuan bangsa adalah bagian dari wujud syukur itu.
Saudaraku seiman,
Bersyukur juga bisa diwujudkan dengan lisan, hati, dan anggota tubuh. Dengan lisan, kita ucapkan Alhamdulillah. Dengan hati, kita ikhlas dan ridha terhadap ketetapan Allah. Dan dengan fisik, kita gunakan tenaga, ilmu, harta, dan waktu untuk memberi manfaat bagi orang lain dan bangsa kita sendiri.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Man lam yasykurin naas lam yasykurillaah.”
Artinya: “Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Daud)
Khutbah Jumat ini mengajak kita semua untuk merenungi bahwa kemerdekaan tidak hanya diwariskan, tetapi harus dijaga dan diisi dengan kebaikan. Mari kita jadikan momentum HUT ke-80 ini sebagai pemantik semangat untuk memperkokoh persatuan, meningkatkan kepedulian, dan memperluas manfaat.
Penutup Khutbah Pertama
Semoga Allah meneguhkan kita dalam iman dan takwa, menjadikan kita sebagai hamba yang bersyukur, serta memperkenankan kita menjadi bagian dari orang-orang yang berkontribusi nyata bagi negeri ini.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Jumat Kedua
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada kita, termasuk nikmat besar berupa kemerdekaan. Shalawat dan salam mari kita kirimkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sang pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kita hidup di era kemerdekaan, jauh dari bayang-bayang penjajahan dan ketakutan. Namun ingat, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri berupaya mengubahnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra’du ayat 11:
“Inna Allaaha laa yughayyiru maa bi qawmin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim.”
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Kemerdekaan harus menjadi jalan untuk perbaikan diri dan masyarakat. Kita syukuri dengan kerja keras, kejujuran, toleransi, serta menjauhi perpecahan. Menjadi pelajar, guru, petani, pedagang, hingga pemimpin, semua punya peran untuk berkarya dan berkontribusi nyata.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Inna Allaaha yuhibbu idzaa ‘amila ahadukum ‘amalan an yutqinah.”
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, ia menyempurnakannya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Mari isi kemerdekaan dengan amal yang sungguh-sungguh. Menjaga lingkungan, menebar kebaikan, tidak menyebar fitnah, dan menjunjung tinggi kejujuran adalah bentuk kontribusi nyata.
Akhirnya, semoga peringatan HUT RI ke-80 ini menjadi momentum kita untuk memperbaharui komitmen sebagai hamba Allah dan warga negara yang bertanggung jawab. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan perlindungan kepada bangsa ini.
***