News  

QRIS TAP Jadi Motor Baru Digitalisasi Pembayaran, Bank Indonesia Resmi Luncurkan dari Yogyakarta

QRIS TAP resmi diluncurkan Bank Indonesia dari Yogyakarta, simbol transformasi pembayaran digital yang tetap berpijak pada budaya lokal.
QRIS TAP resmi diluncurkan Bank Indonesia dari Yogyakarta, simbol transformasi pembayaran digital yang tetap berpijak pada budaya lokal.

bernasnews – Transformasi sistem pembayaran nasional memasuki babak baru. Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan QRIS TAP, inovasi terbaru dalam teknologi transaksi digital, sekaligus mengawali gelaran QRIS Jelajah Indonesia 2025. Acara peluncuran yang berlangsung di Yogyakarta ini menjadi tonggak penting dalam penguatan inklusi ekonomi digital yang merata hingga ke pelosok negeri.

Dalam sambutannya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta menekankan bahwa digitalisasi transaksi bukan semata tentang efisiensi, tetapi juga tentang memperluas akses dan membumikan teknologi agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama pelaku usaha mikro dan komunitas budaya lokal.

QRIS TAP: Mendorong Inklusi Lewat Teknologi Sederhana

Diperkenalkan pertama kali pada Maret 2025, QRIS TAP dirancang sebagai sistem transaksi cepat tanpa pemindaian QR code. Cukup dengan mendekatkan ponsel ke perangkat pembaca, transaksi dapat diselesaikan dalam hitungan detik. Inovasi ini hadir sebagai respons atas kebutuhan akan sistem pembayaran yang lebih praktis, aman, dan efisien, terutama di sektor transportasi dan ritel.

“Joseph Schumpeter menyebut bahwa inovasi yang lebih baik akan menggantikan yang lama. QRIS TAP adalah wujud nyata inovasi baru itu,” kata Filianingsih, Senin (4/8), di Yogyakarta.

Saat ini, QRIS TAP telah diterapkan di berbagai moda transportasi seperti Teman Bus, DAMRI, Royaltrans, hingga MRT Jakarta. BI juga menargetkan penerapan fitur Tap In Tap Out di moda transportasi umum mulai September 2025, guna mendorong efisiensi dan kenyamanan mobilitas masyarakat.

Yogyakarta sebagai Simbol: Antara Akar Budaya dan Langkah Maju

Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi peluncuran membawa pesan kuat: digitalisasi tidak berarti meninggalkan budaya. Justru, teknologi harus mampu hidup berdampingan dengan kearifan lokal.

“Yogyakarta adalah tempat harmoni—tempat kita belajar menjaga nilai tradisi sekaligus membuka diri terhadap pembaruan. QRIS TAP lahir dari semangat itu,” ujar Filianingsih. Menurutnya, semangat filosofi Hamemayu Hayuning Bawono menjadi pondasi yang merepresentasikan keseimbangan antara kemajuan dan nilai-nilai lokal.

QRIS Jelajah Indonesia 2025: Transaksi Digital, Budaya Tetap Sentral

Di samping peluncuran QRIS TAP, Bank Indonesia juga mengawali QRIS Jelajah Indonesia (QJI) 2025, program yang menyinergikan sistem pembayaran digital dengan kekayaan budaya dan sektor pariwisata daerah.

QJI bukan sekadar kampanye digitalisasi, melainkan gerakan yang mendekatkan masyarakat pada teknologi dengan pendekatan budaya lokal yang akrab dan menginspirasi. Setelah sukses menjangkau 46 wilayah pada tahun 2024, tahun ini QJI diperluas dengan tema budaya khas setiap daerah.

“Digitalisasi tak harus merusak tradisi. Justru, lewat sistem pembayaran digital, kita bisa memperkuat dan memperkenalkan budaya lokal ke khalayak lebih luas,” jelas Filianingsih.

Lonjakan Capaian: QRIS Sentuh 57 Juta Pengguna, Nilai Transaksi Tembus Rp579 Triliun

Data terbaru menunjukkan bahwa sistem pembayaran digital di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga pertengahan 2025, QRIS telah menjangkau 57 juta pengguna dan 39,3 juta merchant, dengan 93 persen di antaranya merupakan UMKM. Jumlah transaksi mencapai 6,05 miliar kali dengan nilai total Rp579 triliun.

Bank Indonesia menargetkan 58 juta pengguna dan 40 juta merchant pada akhir 2025, dengan volume transaksi yang diproyeksikan mencapai 6,5 miliar kali. Selain itu, jangkauan QRIS juga telah menembus kawasan internasional dengan integrasi di Malaysia, Thailand, dan Singapura, memperkuat posisi Indonesia dalam arsitektur pembayaran lintas negara.

Ekonomi Digital Berkelanjutan dan Kolaboratif

Filianingsih menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan harus bertumpu pada produktivitas dan inovasi, termasuk lewat jalur digitalisasi pembayaran. Studi internasional bahkan menunjukkan bahwa setiap peningkatan adopsi digital sebesar 1% mampu mendongkrak Total Factor Productivity dan PDB per kapita secara signifikan.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan dan mendorong sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku industri, dan masyarakat untuk memastikan transformasi digital ini dapat dirasakan secara luas,” katanya.

Menyatukan Tradisi dan Transformasi

Hari itu, 4 Agustus 2025, bukan sekadar peluncuran teknologi baru. Di Yogyakarta, tempat di mana budaya dan inovasi bersatu, QRIS TAP dan QRIS Jelajah Indonesia 2025 diluncurkan sebagai simbol kemajuan inklusif.

Melalui pelestarian tradisi yang berpadu dengan kecanggihan teknologi, BI optimistis digitalisasi sistem pembayaran Indonesia akan semakin menjangkau masyarakat luas, sambil tetap berpijak pada jati diri bangsa.

“Jogjakarta bukan hanya daerah istimewa, tetapi juga hati yang istimewa,” tutup Filianingsih, mengutip pesan abadi Sri Sultan Hamengkubuwono IX.***