bernasnews – Upaya pengendalian inflasi di Kabupaten Bantul terus digencarkan melalui pendekatan strategis berbasis ketahanan pangan. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bantul melakukan kunjungan kerja ke Taman Teknologi Pertanian (TTP) Nglanggeran, Kabupaten Gunungkidul, untuk menimba ilmu sekaligus menjajaki peluang kerja sama.
TTP Nglanggeran terpilih sebagai lokasi studi karena terbukti berhasil mengelola pertanian berbasis teknologi secara berkelanjutan. Kawasan ini mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi distribusi, serta memperkuat ekonomi lokal melalui pendekatan inovatif.
TPID Bantul Belajar dari Gunungkidul
Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Dra. Sri Nuryanti, M.Si., memimpin rombongan TPID dan menyampaikan bahwa sektor hulu pertanian menjadi kunci dalam mengatasi inflasi dari akarnya. Menurutnya, pengendalian harga tak bisa hanya bersifat reaktif.
“TPID Bantul memilih TTP Nglanggeran bukan tanpa alasan,” ujar Sri Nuryanti, melansir dari kabarjawa.com.
“Kami butuh pendekatan baru yang langsung menyentuh proses produksi pangan. Dari tempat ini, kita bisa belajar banyak,” lanjutnya.
Ia juga menyoroti keberhasilan TTP Nglanggeran dalam mengintegrasikan teknologi digital dalam manajemen pertanian, mulai dari budidaya hingga distribusi hasil panen.
“Kawasan ini berhasil mendorong kemandirian pangan dan memperkuat ekonomi lokal. Hal seperti ini yang ingin kami adopsi,” tambahnya.
Sri menegaskan pentingnya sinergi lintas daerah untuk menghadapi tantangan fluktuasi harga pangan yang menjadi kontributor utama inflasi.
Kolaborasi Lembaga
Kunjungan ini juga menjadi forum untuk berbagi praktik baik antar lembaga. TPID Bantul memaparkan sinergi antarlembaga selama ini dalam mengawal stabilitas harga.
Ir. Suryono, M.Si., Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan Sarana Prasarana dari Inspektorat Kabupaten Bantul, menjelaskan bahwa pengumpulan data harga secara real-time menjadi pondasi utama dalam pengambilan kebijakan.
“Kami mengirim data harga setiap hari dari seluruh pasar di Bantul ke pusat. Data ini menjadi dasar pengambilan kebijakan,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya akurasi dan kecepatan informasi sebagai modal utama menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. Inspektorat, lanjutnya, juga memastikan pengawasan terhadap integritas data dan proses pelaporan.
Tak hanya itu, Kejaksaan Negeri Bantul turut terlibat dalam struktur TPID. Kasi Datun Kejari Bantul, Shendy Perdana Putra, S.H., M.H., menjelaskan bahwa pihaknya berperan aktif dalam memberikan pendampingan hukum terhadap berbagai kebijakan.
“Kami awasi seluruh proses agar sesuai hukum. Kami juga berikan pendapat hukum demi memastikan bahwa setiap kebijakan bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis,” jelas Shendy.
Kepala Subbagian Umum TTP Nglanggeran, Sugito, S.P., turut menyambut rombongan dan menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada produksi pertanian semata, tetapi juga berkomitmen pada edukasi publik. Salah satunya adalah kunjungan studi pengolahan cokelat dan susu kambing.
“Semua kunjungan kami gratiskan,” ujar Sugito.
Langkah ini bertujuan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat dan instansi yang ingin belajar pertanian berbasis teknologi serta pengolahan produk lokal bernilai tambah.
Kunjungan TPID Bantul ke TTP Nglanggeran menjadi momentum penting memperkuat kerja sama antarwilayah.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, pendekatan strategis berbasis ketahanan pangan menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat.***(Eln)