bernasnews – Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menunjukkan kepedulian sosialnya terhadap warga melalui program bedah rumah.
Pada Minggu, 27 Juli 2025, dua rumah milik warga di wilayah Purwokinanti, Kemantren Pakualaman dan Patehan, Kemantren Kraton resmi mulai direnovasi menyusul kondisi bangunan yang mengalami kerusakan berat dan dinilai membahayakan penghuninya.
Langkah ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Wawan Harmawan. Turut hadir sejumlah perwakilan lembaga sosial dan pihak swasta yang mendukung penuh inisiatif tersebut.
“Kami tidak ingin ada warga Kota Yogya yang hidup dalam kondisi yang membahayakan. Rumah yang layak dan sehat adalah hak dasar setiap warga,” ujar Hasto seperti diberitakan kabarjawa.com.
Kolaborasi tanpa Dana APBD
Dalam pelaksanaan program ini, pemerintah tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sebagai gantinya, Pemkot menggandeng berbagai pihak untuk mewujudkan kolaborasi sosial, mulai dari lembaga keuangan, organisasi sosial, hingga masyarakat umum.
Bank BPD DIY dan Baznas Kota Yogyakarta tercatat masing-masing menyumbang dana sebesar Rp20 juta. Selain itu, beberapa instansi lain turut mendukung dengan memberikan 50 sak semen guna mempercepat proses renovasi.
“Kami ingin membuktikan bahwa gotong royong bukan sekadar jargon. Ini adalah bukti bahwa kepedulian sosial masih hidup di tengah masyarakat kita,” tambah Hasto.
Dua rumah yang menjadi sasaran bantuan masing-masing milik Sutarini di RT 25 RW 05 Kelurahan Purwokinanti dan Yuni Lestari di RT 31 RW 08 Kelurahan Patehan. Keduanya mengaku telah lama tinggal di rumah yang kondisinya kian memburuk dari tahun ke tahun, namun tidak mampu memperbaikinya karena keterbatasan ekonomi.
“Saya tidak punya uang untuk memperbaiki rumah. Tapi hari ini, saya sangat bersyukur karena rumah saya akan diperbaiki. Terima kasih kepada Bapak Wali Kota dan semua yang peduli,” ucap Sutarini dengan suara bergetar.
Yuni Lestari juga tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Menurutnya, program ini membawa harapan baru bagi warga yang hidup dalam keterbatasan.
“Saya berharap program ini terus berlanjut. Masih banyak warga seperti saya yang membutuhkan bantuan,” katanya.
Pemerintah menargetkan proses bedah rumah akan selesai dalam waktu 20 hari. Tim teknis akan bekerja secara intensif agar rumah tersebut dapat segera ditempati kembali dalam kondisi layak, aman, dan nyaman.
Selain perbaikan fisik, program ini turut dimaknai sebagai bentuk empati sosial yang mampu mengembalikan rasa aman dan harapan warga.
Dengan aksi nyata ini, Pemkot Yogyakarta kembali membuktikan bahwa keberpihakan kepada rakyat kecil bukan sekadar slogan, melainkan dijalankan melalui langkah konkret di lapangan. (Eln)