bernasnews – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi merilis prakiraan cuaca untuk Selasa, 5 Agustus 2025. Meski sebagian besar wilayah daratan berpotensi hujan ringan hingga sedang, BMKG tetap mengingatkan masyarakat akan bahaya gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta.
BMKG DIY memulai laporan pagi ini dengan kondisi langit berawan di seluruh wilayah. Awan tebal menyelimuti cakrawala Yogyakarta sejak pukul 07.00 WIB. Petugas BMKG menyebut kondisi ini sebagai fase transisi menuju potensi hujan pada siang hingga sore hari.
Memasuki siang dan sore, BMKG mencatat peningkatan potensi hujan ringan hingga sedang. Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Bantul bagian utara termasuk dalam radar potensi guyuran hujan. Tak hanya itu, wilayah Gunungkidul bagian utara juga berisiko mengalami curah hujan.
Pada malam hari, BMKG mengamati potensi hujan ringan masih bertahan, terutama di wilayah Sleman dan Kulon Progo bagian utara. Meski intensitas menurun, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap siaga, terutama yang berkendara atau beraktivitas di luar ruangan pada malam hari. Menjelang dini hari, langit DIY diprediksi kembali berawan.
Dari segi suhu, DIY akan mengalami rentang suhu antara 21 hingga 31 derajat Celsius. Kelembapan udara mencapai kisaran 65 hingga 95 persen. Angin bertiup dari arah Timur Laut hingga Tenggara dengan kecepatan maksimum 30 kilometer per jam.
Dalam laporan terpisah, lembaga ini memperingatkan bahwa tinggi gelombang di perairan Yogyakarta berkisar antara 2,5 hingga 4,0 meter. BMKG mengategorikan kondisi ini sebagai gelombang tinggi, yang berpotensi mengancam aktivitas pelayaran, nelayan, serta wisatawan.
BMKG mengajak seluruh masyarakat DIY untuk meningkatkan kewaspadaan. Warga diminta tidak mengabaikan tanda-tanda cuaca buruk dan selalu mengikuti pembaruan informasi dari kanal resmi BMKG.
BMKG juga mengingatkan pentingnya mitigasi sederhana di lingkungan rumah. Warga bisa mulai dari membersihkan saluran air, mengamankan barang-barang penting dari potensi banjir lokal, hingga menyiapkan perlengkapan darurat seperti senter dan jas hujan. (ef linangkung)