bernasnews – Potensi bahaya kembali mengintai perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperingatkan adanya gelombang laut tinggi yang dipicu oleh Bibit Siklon Tropis 90S di Samudra Hindia barat Sumatra.
Menurut data terbaru dari Pusat Meteorologi Maritim BMKG Wilayah V Yogyakarta, peringatan dini telah dirilis melalui Informasi Gelombang Tinggi No.: B/ME.01.02/PDGT/004/YIA/VIII/2025. Peringatan tersebut berlaku mulai 5 Agustus pukul 07.00 WIB hingga 8 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB.
Prakirawan BMKG, Sitty Winesary, menyampaikan bahwa pihaknya telah memantau perkembangan sistem cuaca di wilayah tropis secara intensif.
Ia menjelaskan bahwa selain Bibit Siklon 90S, terdapat juga pusaran siklonik di Samudra Pasifik utara Papua yang menimbulkan shearline atau pembelokan angin di beberapa wilayah lain seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
“Pola angin di atas wilayah Jawa, terutama DIY, saat ini didominasi angin timuran. Di perairan selatan Jawa, angin ini bertiup cukup kencang dan berkontribusi terhadap peningkatan tinggi gelombang laut,” ujarnya seperti dikutip dari tugujogja.id.
Berdasarkan hasil pengamatan, tinggi gelombang yang diperkirakan terjadi di wilayah perairan Kulonprogo, Bantul, Gunungkidul, hingga Samudra Hindia selatan Yogyakarta berkisar antara 2,5 hingga 4 meter.
BMKG menyebut angin kencang dari arah timur menjadi pemicu utama kondisi laut yang bergejolak ini.
Kondisi tersebut dinilai berbahaya bagi aktivitas pelayaran rakyat dan nelayan. Sitty menjelaskan bahwa risiko keselamatan pelayaran meningkat seiring tingginya kecepatan angin dan gelombang laut. Sebagai panduan, ia menyebut bahwa:
- Perahu nelayan berisiko jika angin mencapai 15 knot dan gelombang setinggi 1,25 meter.
- Kapal tongkang harus waspada pada angin 16 knot dan gelombang 1,5 meter.
- Kapal ferry dapat terancam saat angin mencapai 21 knot dengan gelombang 2,5 meter ke atas.
“Gelombang setinggi 4 meter bisa menghempas kapal-kapal kecil seperti perahu nelayan dan mengancam keselamatan kru kapal besar jika mereka nekat melaut,” tambahnya.
BMKG juga mencatat bahwa potensi hujan ringan dan kemunculan awan konvektif dapat memperparah kondisi laut di selatan Jawa. Awan-awan ini berpotensi memicu cuaca ekstrem lokal dan meningkatkan ketidakstabilan atmosfer di kawasan pesisir DIY.
Melihat kondisi ini, BMKG mengimbau masyarakat pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari aktivitas laut jika tidak mendesak. Sitty juga menekankan bahwa nelayan sebaiknya menunda pelayaran hingga kondisi cuaca membaik.
“Pantauan radar menunjukkan intensitas angin yang terus menguat di wilayah selatan, dan kami khawatir situasi akan memburuk jika masyarakat mengabaikan peringatan ini,” ucapnya.
BMKG akan terus memperbarui informasi setiap enam jam sekali dan mengajak masyarakat untuk mengikuti perkembangan melalui kanal resmi BMKG seperti aplikasi mobile, situs web, dan media sosial.
Dengan meningkatnya risiko keselamatan akibat faktor cuaca ini, BMKG mengingatkan bahwa keselamatan jiwa harus menjadi prioritas utama di tengah situasi laut yang tidak stabil. (Eln)