bernasnews – Kasus viral pengantin wanita, Wulandari, yang pingsan akibat kecewa dengan dekorasi dari Nafa Wedding terus memanas. Kini terungkap alasan sebenarnya mengapa Wulan memutuskan untuk membawa kasus senilai Rp 30 juta ini ke ranah publik.
Siapa Pemilik Nafa Wedding?
Sebuah momen yang semestinya menjadi kenangan paling indah justru berubah menjadi tragedi yang menyedot perhatian publik.
Wulandari, seorang pengantin wanita, pingsan di hari pernikahannya akibat kekecewaan mendalam terhadap vendor pernikahan yang ia percayakan: Nafa Wedding. Video detik-detik emosional itu menyebar luas di media sosial dan menimbulkan gelombang reaksi dari warganet.
Yang membuat publik semakin bertanya-tanya, siapa sebenarnya sosok di balik Nafa Wedding? Bagaimana vendor yang terlihat profesional di dunia maya bisa terlibat dalam kasus seburuk ini?
Awal Mula Kekecewaan: Dari Rasa Malu Hingga Pingsan
Wulan, sang pengantin, tidak menyangka hari yang ia nantikan penuh suka cita berubah menjadi kepahitan.
Dalam video yang viral, ia menangis histeris lalu pingsan karena kecewa dengan hasil dekorasi dan perlengkapan acara pernikahan yang disediakan oleh Nafa Wedding. Padahal, ia telah melunasi pembayaran sebesar Rp 30 juta jauh sebelum hari pelaksanaan.
Kondisi dekorasi yang diterimanya sangat tidak layak. Meja dan kursi tamu terlihat kotor dan tidak terawat. Bahkan, kursi pelaminan pun tampak dalam kondisi yang mengecewakan. Puncaknya, prosesi akad nikah yang semula dijadwalkan pukul 07.00 pagi harus diundur selama tiga jam karena ketidaksiapan pihak vendor.
Nafa Wedding: Citra Profesional yang Dipertanyakan
Nafa Wedding bukanlah pemain baru dalam dunia jasa penyelenggara pernikahan. Berbasis di Serang, Banten, vendor ini telah memiliki reputasi digital yang cukup mengesankan.
- Akun Instagram @nafa.wedding telah terverifikasi dengan lebih dari 75 ribu pengikut.
- Di platform TikTok, mereka memiliki akun aktif dengan lebih dari 35 ribu followers, serta deretan video testimoni dari klien sebelumnya.
Citra yang dibangun selama ini membuat publik terkejut ketika mengetahui kegagalan besar yang dialami klien mereka seperti Wulan. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan serius tentang konsistensi antara promosi digital dan praktik di lapangan.
Kenapa Wulan Membawa Kasus Ini ke Media Sosial?
Dalam pernyataannya, Wulan mengaku awalnya tidak berniat untuk mempublikasikan masalah ini. Ia bahkan menyatakan bahwa dirinya enggan “mengotori” akun TikTok pribadinya dengan konten negatif. Namun, sikap pemilik Nafa Wedding yang dianggap seolah tidak merasa bersalah membuatnya berubah pikiran.
Ia merasa geram ketika mengetahui sang owner masih sempat melakukan siaran langsung di media sosial seolah tidak terjadi apa-apa. Hal itu menjadi pemicu utama keputusan Wulan untuk memviralkan kejadian ini.
Klarifikasi WO dan Tanggapan Netizen
Pihak Nafa Wedding akhirnya memberikan klarifikasi melalui video yang diunggah ulang oleh Wulan. Dalam video tersebut, pemilik WO menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan bahwa apa yang terjadi di luar ekspektasi mereka.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak Nafa Wedding berjanji mengembalikan setengah dari biaya yang telah dibayarkan, yakni Rp 15 juta. Klaim ini juga disampaikan melalui unggahan yang dikutip oleh media nasional.
Namun, klarifikasi itu justru menimbulkan perdebatan. Wulan membantah bahwa dekorasi hanya “tidak sesuai”. Menurutnya, dekorasi bahkan belum selesai atau tidak jadi sama sekali, bukan sekadar tidak memuaskan.
Kolom Komentar Ditutup, Identitas Pemilik Masih Misterius
Akibat derasnya kritik warganet, akun media sosial resmi Nafa Wedding diketahui menutup kolom komentar. Baik di Instagram maupun TikTok, interaksi publik kini dibatasi.
Hal ini menambah ketegangan dan rasa penasaran publik. Hingga artikel ini ditulis, identitas pemilik Nafa Wedding belum diketahui secara pasti, meski banyak yang mencoba menelusuri sosok di balik vendor tersebut.
Tuntutan Moral: Pelajaran untuk Industri Jasa Pernikahan
Kejadian ini menimbulkan banyak pelajaran penting, tidak hanya bagi calon pengantin, tetapi juga bagi pelaku usaha jasa acara.
Di tengah kemudahan membangun citra profesional secara daring, kualitas layanan nyata tetap menjadi penentu utama kepuasan konsumen.
Meski pihak Nafa Wedding telah menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi, luka psikologis dan rasa malu yang dialami Wulan jelas tidak bisa ditebus hanya dengan uang.
***