BERNASNEWS.COM – Kami sangat senang, bahagia dan bersyukur melihat keceriaan adik-adik pengungsi dampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Mereka bersemangat tinggi mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan. Demikian disampaikan oleh Ki Mujar Sangkerta, salah satu pengampu Workshop Seni Budaya untuk Anak-anak Pengungsi Semeru, Rabu (9/2/2022).

“Semoga itu membuat mereka dapat menghilangkan kepenatan, kejenuhan dan menghilangkan ketakutan yang mencekam selama ada bencana lahar Gunung Semeru yang menerjang dan menenggelamkan rumah dan kampung mereka,” kata Ki Mujar Sangkerta, di sela-sela acara karnaval.
Dikatakan, karnaval arak-arakan ini merupakan rangkaian dari peresmian Play Ground tempat bermain bagi anak-anak pengungsi. Sementara peserta arak-arakan adalah anak-anak dan remaja penghuni barak pengungsian dengan membawa karya seni hasil mengikuti Workshop Seni Budaya.

“Dimeriahkan kolaborasi Wayang Milehnium koleksi Sanggar Kesenian Peranserta Institut Sangkerta Indonesia, Komunitas Seni Budaya Gatra Kabupaten Lumajang, dengan koordinator Ibunda Farida Susanti, Mahasiswa KKN dari UNAIR dan UNEJ Jember, serta para Relawan Semeru,” beber Ki Mujar Sangkerta.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, bahwa giat Workshop Seni Budaya tersebut merupakan bagian dari kegiatan Theraphy Healing untuk ana-anak pengungsi terdampak erupsi Gunung Semeru beberapa waktu lalu.
Kegiatan itu diselenggarakan atas kerjasama Rumah Budaya Royal House Yogyakarta dan Sanggar Kesenian Institut Sangkerta Indonesia, dibantu oleh sejumlah mahasiswa KKN, Relawan Semeru dan aparat setempat, tanggal 7 -10 Februari 2022, di Lapangan Desa Penanggal, Dusun Krajan, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (ted)