bernasnews.com — Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Katolik Tingkat Sekolah Dasar Kabupaten Bantul mengadakan workshop penulisan. Kegiatan diikuti 30 guru dan dilaksanakan di Gedung Pertemuan RM “Bebek Goreng Pak Jan” Kraton, RT 04 Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul (Senin, 4/4)
Paulus Suhadi, SPd. (Ketua KKG Pendidikan Agama Katolik Tingkat Sekolah Dasar Kabupaten Bantul) menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan. “Masa pandemi semoga tidak terjadi lagi. Para guru telah mengalami berbagai peristiwa selama masa pandemi. Situasi yang tidak mudah. Di tengah-tengah situasi seperti itu, para guru memiliki banyak kisah yang dapat dibagikan melalui tulisan. Melalui kegiatan ini, kita berharap dapat menghasilkan antologi,” jelas Paulus Suhadi.

Melalui sambutan yang disampaikan, Kristoforus Sinselius SS (Pembimas Katolik Kanwil DIY) mendukung kegiatan ini. “Karya tulis yang memuat kisah menjadi salah satu cara bagi kita untuk mendokumentasikan peristiwa dan pengalaman hidup. Secara khusus, pada masa pandemi, kita dihadapkan pada berbagai tantangan,” jelas Kristoforus.

CB. Ismulyadi, SS MHum mengajak para guru untuk melakukan simulasi dengan cara Estafet Writing. Melalui simulasi seperti ini, para peserta diajak untuk menyadari, menulis menjadi kegiatan yang sebetulnya menjadi akrab biasa dilakukan. “Situasi pandemi mengubah pola pembelaran. Tatap muka diganti dengan pembelajaran jarak jauh. Guru perlu semakin kreatif dan inovatif serta dituntut menggunakan sarana teknologi informasi. Guru juga harus menghadapi situasi para murid yang sangat beragam,” kata CB. Ismulyadi. “Masa pandemi bisa jadi merupakan pengalaman penderitaan tetapi sekaligus memberikan inspirasi dan makna bagi hidup kita,” tambahnya.
Workshop penulisan dilanjutkan dengan praktek menulis. Beberapa guru mampu menghasilkan karya-karya inspiratif; menarik, mengesan dan menggetarkan.
Drs. I Wayan Setioka, M.Pd (Pengawas Pendidikan Agama Katolik Tingkat Sekolah Dasar Kabupaten Bantul) menegaskan, “Kita pasti dapat menuliskan pengalaman yang menggugah. Kita perlu menindaklanjuti kegiatan ini sehingga menghasilkan buku sebagai kumpulan kisah.”
Pada akhir kegiatan, beberapa guru berhasil menyelesaikan karya tulis mereka, membacakan di hadapan guru lainnya dan mendapatkan tanggapan dari guru lainnya.***