bernasnews — Prediksi cuaca terbaru menyebutkan bahwa gelombang tinggi masih akan mengancam perairan selatan DIY pada Kamis, 7 Agustus 2025. Pihak berwenang meminta masyarakat pesisir, terutama nelayan dan pelaku wisata bahari, untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak memaksakan diri beraktivitas di laut.
BMKG DIY mengeluarkan prakiraan cuaca resmi yang berlaku selama 24 jam mulai pukul 07.00 WIB. Prakiraan tinggi gelombang di perairan Yogyakarta berkisar antara 2,5 hingga 4,0 meter, masuk kategori gelombang tinggi yang berpotensi membahayakan aktivitas pelayaran maupun wisata di laut.
BMKG memprakirakan pagi hari cerah berawan, disusul potensi hujan ringan di wilayah Sleman bagian utara dan Kulon Progo bagian utara pada siang hingga sore hari. Malam hingga dini hari langit akan tetap berawan.
Suhu udara akan berkisar antara 21 hingga 33 derajat Celsius, dengan tingkat kelembapan cukup tinggi yakni antara 55 hingga 95 persen. Angin akan berembus dari arah timur hingga selatan dengan kecepatan maksimum mencapai 25 km/jam.
Fenomena gelombang tinggi ini dipicu oleh tekanan angin dari arah timur yang cukup kuat serta pola angin muson timur yang aktif di perairan selatan Jawa.
“Kami prediksi gelombang tinggi ini bisa bertahan hingga akhir pekan. Kami akan terus memperbarui informasi,” ujar BMKG.
Ketua Kelompok Nelayan Pantai Baron, Sugeng Titin, menyatakan bahwa sebagian besar nelayan telah menghentikan aktivitas melaut sejak dua hari terakhir. Mereka memilih memperbaiki jaring dan merawat perahu daripada mempertaruhkan nyawa melawan ganasnya ombak.
“Ombaknya besar, Mas. Bisa sampai setinggi rumah. Kami semua sepakat libur dulu sampai cuaca aman,” ujar Sugeng.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY bersama SAR Linmas terus bersiaga dan memantau perkembangan kondisi laut dari pos pantau masing-masing.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II DIY, Marjono, mengungkapkan bahwa timnya telah mengaktifkan status siaga sejak awal pekan ini.
“Kami juga terus mengingatkan wisatawan dan pedagang di pantai untuk waspada,” kata Marjono.
Ia menambahkan bahwa gelombang tinggi tidak hanya berisiko menyeret perahu, tetapi juga bisa menyebabkan abrasi mendadak hingga menghancurkan lapak dagangan. Oleh karena itu, SAR meminta semua pihak tidak mengabaikan peringatan. (ef linangkung)