News  

Viral Mural One Piece di Sleman, Karang Taruna Ekspresikan Keresahan

bernasnews – Sebuah mural berukuran besar bergambar lambang bajak laut Topi Jerami dari anime One Piece muncul di sebuah simpang jalan di Pedukuhan Temuwuh, Balecatur, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mural ini bukan sekadar hiasan jalanan, melainkan menjadi simbol keresahan warga terhadap berbagai persoalan sosial dan kebijakan pemerintah yang belakangan dianggap membebani masyarakat.

Munculnya Mural One Piece di Sleman

Mural unik ini berada tepat di tengah perempatan jalan kampung, menarik perhatian siapa saja yang melintasinya. Lukisan tersebut menggambarkan logo Straw Hat Pirates, kelompok bajak laut yang menjadi pusat cerita dalam anime One Piece.

Logo itu dilukis dengan dominasi warna kuning, merah, dan hitam yang mencolok, menjadikannya titik fokus visual di kawasan tersebut.

Yang membuat mural ini semakin istimewa adalah proses pembuatannya. Mural ini tidak dibiayai oleh sponsor besar atau lembaga seni, tetapi lahir dari inisiatif sembilan orang pemuda setempat. Mereka memanfaatkan sisa cat yang sebelumnya digunakan untuk mengecat pos ronda di kampung mereka.

Dana pembelian cat dikumpulkan secara swadaya melalui iuran dan dibantu juga oleh karang taruna setempat. Setelah pekerjaan utama mengecat pos selesai, mereka pun memutuskan untuk memanfaatkan sisa cat itu untuk membuat mural.

Dari Cat Sisa Menjadi Ekspresi Sosial

Dihimpun dari berbagai sumber, menurut Dandun selaku Sekretaris Karang Taruna Temuwuh Kidul, ide untuk menggambar mural muncul secara spontan. Sisa cat tidak dibiarkan begitu saja. Mereka memanfaatkannya untuk membuat sesuatu yang bermakna.

Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, mural itu menjadi media ekspresi yang merefleksikan kondisi negeri saat ini.

“Awalnya hanya mengecat pos ronda. Karena masih ada sisa cat, kami berpikir kenapa tidak dimanfaatkan sekalian? Lalu muncullah ide membuat mural Straw Hat Pirates, karena kami semua suka One Piece,” ungkap Dandun.

Pilihan gambar dari anime One Piece bukan tanpa alasan. Dandun menjelaskan bahwa dalam serial tersebut terdapat banyak cerita tentang ketidakadilan, perjuangan, dan pemerintahan tirani yang dianggap memiliki kemiripan dengan kondisi sosial-politik Indonesia saat ini.

Bagian paling menonjol dari mural ini adalah tulisan besar “Merdeka?” yang terpampang tepat di tengah-tengah gambar logo Straw Hat Pirates. Tanda tanya pada kata “Merdeka” menjadi penanda kuat bahwa mural ini tidak hanya bertujuan untuk mempercantik lingkungan, melainkan juga menyampaikan pesan perenungan.

Dandun menjelaskan bahwa tulisan itu adalah bentuk refleksi, bukan provokasi. Menurutnya, para pemuda ingin menggambarkan keresahan terhadap banyaknya kebijakan baru yang dirasa semakin memberatkan rakyat. Mulai dari persoalan pajak, pemblokiran rekening, hingga isu-isu administratif lain yang muncul belakangan ini.

“Ini bukan ajakan melawan atau menjatuhkan siapa pun. Kami hanya mencoba menyampaikan keresahan dalam bentuk yang damai. Lewat seni jalanan,” jelasnya dikutip bernasnews.

Relevansi Anime One Piece dengan Kondisi Indonesia

Dalam pandangan para pembuat mural, cerita One Piece tidak hanya menyuguhkan petualangan, tetapi juga membawa kritik sosial yang mendalam. Dandun menyebutkan bahwa sistem pemerintahan dunia dalam One Piece menggambarkan bentuk ketidakadilan struktural, di mana kekuasaan besar kerap menindas kelompok lemah.

Hal inilah yang membuat para pemuda merasa bahwa anime tersebut bisa merepresentasikan perasaan mereka terhadap kondisi Indonesia saat ini. Mereka melihat ada banyak kesamaan antara narasi dalam anime dengan kehidupan nyata, terutama dalam hal ketimpangan dan sistem yang tidak berpihak kepada rakyat kecil.

Pembuatan mural ini dimulai pada 25 Juli 2025. Seluruh proses dilakukan secara gotong royong oleh sembilan pemuda kampung. Mereka bekerja dengan penuh semangat meskipun hanya menggunakan peralatan seadanya dan cat sisa.

Proses kreatif ini menjadi bagian dari upaya memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia secara berbeda, bukan melalui lomba, melainkan lewat seni visual yang menyuarakan isi hati masyarakat.

Meski sempat beredar kabar bahwa mural ini akan dihapus oleh aparat desa atau pemerintah kalurahan, hingga kini belum ada tindakan atau pernyataan resmi dari pihak terkait.

Mural One Piece di Sleman ini menjadi viral di media sosial setelah sejumlah warganet mengunggah foto dan videonya. Banyak yang memuji kreativitas dan keberanian para pemuda dalam menyampaikan kritik secara elegan. Beberapa bahkan menyebut mural ini sebagai bentuk protes damai yang cerdas.

Meskipun sederhana, mural ini telah berhasil membuka ruang diskusi dan menunjukkan bahwa seni, dalam bentuk sekecil apa pun, bisa menjadi alat yang kuat untuk menyampaikan aspirasi.

Para pemuda juga menyatakan akan mengikuti perintah jika memang harus dihapus.

***