bernasnews – Dinamika internal Partai Golkar Gunungkidul mulai menggeliat menjelang Musyawarah Daerah (Musda) yang dijadwalkan paling lambat Desember 2025. Sejumlah nama mulai bermunculan sebagai kandidat potensial Ketua DPD, tapi satu sosok yang paling menjadi sorotan adalah Ery Agustin.
Kader militan yang konsisten membina akar rumput ini menyatakan secara terbuka kesiapannya untuk maju memimpin DPD Golkar Gunungkidul.
Ia tampil dengan semangat kolaborasi lintas generasi, membawa warna baru dalam kontestasi internal partai berlambang pohon beringin tersebut.
Ery Agustin: Visi Kolaboratif
Ery menegaskan bahwa Musda bukan hanya soal siapa yang duduk di kursi ketua, tapi juga momentum penting untuk menyatukan kekuatan seluruh kader, baik muda maupun senior, demi kebangkitan partai.
“Musda jangan jadi ajang perebutan kursi semata. Ini seharusnya jadi ruang menyatukan energi lintas generasi,” tegas Ery, pada Rabu (30/7/2025), megutip dari kabarjawa.com.
Ia menyatakan siap mengemban amanah jika memang mendapatkan dukungan dari akar rumput. Menurutnya, pencalonan ini bukan semata ambisi pribadi, melainkan bentuk nyata pengabdian untuk partai dan masyarakat Gunungkidul.
“Kalau memang diberi kepercayaan, saya siap maju. Ini bukan tentang jabatan, tapi tentang kontribusi nyata untuk Golkar dan rakyat,” ujarnya.
Ery selama ini aktif di akar rumput, membina kader muda, serta vokal dalam memperjuangkan suara warga yang selama ini kurang mendapat perhatian struktur partai.
Instruksi DPP
Sinyal kuat datang dari tingkat provinsi. Ketua DPD Golkar DIY, Singgih Januratmoko, menyampaikan bahwa seluruh DPD kabupaten/kota di DIY wajib menyelesaikan Musda sebelum tutup tahun 2025. Instruksi ini merupakan arahan langsung dari DPP Partai Golkar.
“Semua DPD harus segera menyusun tahapan Musda sesuai dengan AD/ART. Tidak ada alasan untuk menunda,” ungkap Singgih.
Ia juga menekankan bahwa proses pemilihan harus mengedepankan prinsip musyawarah mufakat, bukan sekadar voting yang berpotensi memecah belah soliditas kader.
“Budaya musyawarah mufakat adalah ciri khas Golkar. Kita harus jaga nilai-nilai ini dalam setiap proses demokrasi internal,” tambahnya.
Keberanian Ery menyatakan kesiapan lebih awal membuatnya menarik simpati dari berbagai pihak, terutama dari kalangan muda. Ia merupakan sosok jembatan yang mampu merangkul idealisme generasi baru sekaligus menghormati pengalaman para senior.
“Kita butuh pemimpin yang tidak hanya muncul saat Musda, tapi juga hadir dan membina kader secara konsisten di tingkat bawah. Mbak Ery sudah membuktikan itu,” kata seorang kader muda yang enggan disebut namanya.
Sejumlah tokoh senior Golkar Gunungkidul pun mulai melirik Ery sebagai calon potensial. Mereka melihat Musda kali ini bukan sekadar ajang suksesi rutin, melainkan titik balik untuk menyegarkan mesin partai menjelang Pemilu 2029.
“Partai butuh energi baru, tapi tetap harus merangkul semua elemen. Pemimpin ke depan harus mampu menyatukan, bukan membelah,” ujar salah satu senior partai.
Dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai arah, nama Ery Agustin kian menguat dalam bursa calon Ketua DPD Golkar Gunungkidul. Musda mendatang akan menjadi ajang strategis yang menentukan arah dan masa depan partai di Bumi Handayani.***(Eln)