bernasnews — Kepala Dinas Pertanian Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Rismiyadi, menyampaikan kondisi terkini infrastruktur pertanian di wilayahnya dalam forum resmi bersama empat anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Daerah Pemilihan DIY, termasuk Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
Dalam paparannya, ia menyoroti kerusakan berat pada jaringan irigasi yang mencapai 54 persen, serta menekankan kebutuhan perbaikan segera demi menjaga ketahanan pangan di Gunungkidul.
Kunjungan Strategis
Rismiyadi membuka laporannya dengan rasa syukur atas rangkaian kunjungan strategis yang diterima Kabupaten Gunungkidul dalam dua pekan terakhir. Ia mencatat pada 1 Juni 2025, Kepala Staf Kebersihan RI mengunjungi lokasi pembangunan sumur pertanian.
Kemudian pada 2 Juni 2025, Ketua Komisi IV DPR RI, Soehartono, mendatangi kelompok tani untuk memberi dukungan langsung.
“Pada 16 Juni 2025, empat anggota DPD RI hadir langsung di Gunungkidul dan pada 18 Juni 2025 mendatang, Gubernur DIY dijadwalkan membuka Pekan Daerah Kelompok Tani, Nelayan, dan Andalan (KTNA),” ujarnya.
Ia menyebut kehadiran para pemangku kebijakan sebagai berkah sekaligus motivasi untuk terus berinovasi dan memperjuangkan sektor pertanian lokal.
Saluran Irigasi di Gunungkidul
Hanya saja Rismiyadi mengungkap kondisi jaringan irigasi permanen sepanjang 329,290 kilometer 20,87% dalam kondisi baik, 1,9% rusak ringan, 17% rusak sedang dan 54% mengalami kerusakan berat.
Ia menegaskan bahwa proporsi kerusakan ini mengancam keberlanjutan pertanian di Gunungkidul dan perlu segera mendapat perhatian pemerintah pusat. Ia berharap data ini dapat menjadi masukan strategis DPD RI saat membawa suara petani ke Senayan.
Menutup laporan, Rismiyadi mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim. Ia menyebut tahun 2023–2024 Gunungkidul mengalami kemarau panjang hampir tanpa hujan. Kondisi ini justru mendorong petani untuk beralih ke tanaman hortikultura seperti bawang merah, melon, dan tembakau, dengan hasil positif.
“Tapi pada 2024 hujan kembali normal sehingga produksi kembali stabil. Dan tahun ini, meski sudah masuk musim kemarau, hujan masih turun. Hal ini menimbulkan risiko bagi petani hortikultura dan harus diantisipasi,” ujar dia.
Meski menghadapi tantangan infrastruktur, Gunungkidul menunjukkan kinerja produksi yang cukup solid. Stok Pupuk Aman, Produksi Padi Capai 240 Ribu Ton di mana stok pupuk seperti urea dan SP-36 mencapai angka ideal (hampir 40.000 ton). Produksi padi hingga April 2025 mencapai 240.000 ton, atau 69% dari target tahunan 300.000 ton.
Sementara roduktivitas tanaman jagung, kacang tanah, dan bawang merah lokal varietas Sari juga meningkat signifikan. Rismiyadi mengapresiasi Program Gerbang Padi dari Kementerian Pertanian yang sudah menjangkau wilayah Gunungkidul secara langsung.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi DIY atas dukungan lewat Dana Keistimewaan, khususnya dalam penguatan lumbung pangan, program pengembangan jagung sabuk kunir dan bantuan rumah pangan lestari. (ef linangkung)