bernasnews — Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) resmi menjadi lokasi peluncuran pertama ALGARI, perangkat photo bio reactor buatan startup lokal, yang dirancang untuk menyerap karbon dioksida (CO₂) dari udara secara efisien melalui teknologi mikroalga, pada hari Kamis, 12 Juni 2025.
“Peluncuran ini menandai kolaborasi penting antara inovator lokal, otoritas transportasi, dan sektor lingkungan dalam mendukung ekosistem transportasi udara yang lebih ramah lingkungan,” kata Tim Apriyanto selaku Komtap Kesekretariatan KADIN DIY, dalam rilisnya, Jumat (13/6/2025).
Acara ini juga dihadiri oleh Rahadi Saptata Abra, WKU Lingkungan Hidup KADIN DIY; Arif Effendi, WKU Pariwisata KADIN DIY dan Tim Apriyanto, Kompat Kesekretariatan KADIN DIY. Mereka pun sepakat untuk menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan industri pariwisata dan berkomitmen kuat untuk mendorong inovasi dan terobosan dalam upaya melindungi lingkungan.
Jodie Senoatmojo selaku Founder ALGARI dalam sambutan pembukaan mengemukakan, bahwa konsep serta teknologi di balik perangkat ini. ALGARI mampu menyerap hingga 2 ton CO₂ per tahun, setara dengan kemampuan serapan sekitar 80 pohon dewasa. “Kami percaya bahwa teknologi ini bisa menjadi solusi nyata dalam pengendalian emisi karbon, terutama di titik-titik padat aktivitas seperti bandara,” ungkap Jodie.
Selanjutnya Ruly Artha, General Manager Bandara YIA, dalam kesempatan itu menyatakan, bahwa inisiatif ini sejalan dengan komitmen Bandara YIA untuk menjadi pelopor bandara hijau di Indonesia.
Menurut Ruly Artha, dengan rata-rata emisi mencapai 2,8 kg CO₂ per penumpang, pengintegrasian teknologi carbon capture seperti ALGARI adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi dampak lingkungan dan mewujudkan bandara rendah karbon.
Dukungan kuat juga datang dari Pemerintah Daerah DIY, yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup DIY. Dalam sambutannya, mengatakan bahwa upaya penghijauan juga terus digalakkan.
“Pada tahun 2024, kami melakukan penanaman 560 bibit pohon di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta sebagai bagian dari misi bersama membangun ekosistem pariwisata hijau nasional yang diprakarsai oleh InJourney dan para mitra strategis,” kata Kusno Wibowo.
Hal ini, imbuh Kusno, dibuktikan dengan kualitas udara ambien di Bandara Internasional Yogyakarta. Berdasarkan hasil pemantauan Semester II 2024, seluruh parameter udara — seperti SO₂, NO₂, CO, O₃, dan partikulat (PM10) — berada di bawah ambang baku mutu sesuai Permen LH No. 12 Tahun 2010. “Ini menunjukkan bahwa operasional YIA tidak memberikan tekanan signifikan terhadap kualitas udara lokal, dan upaya mitigasi kami berjalan efektif,” ujar dia.
Peluncuran teknologi penangkap karbon mikroalga dari startup lokal ALGARI, sebagai pelengkap dari berbagai inisiatif yang telah dijalankan oleh Pengelola Bandara, Pemda DIYdan pemangku kepentingan lainnya. Kehadiran instalasi ini di area publik YIA akan memperkuat upaya dalam menjaga kualitas udara terbuka di area padat aktivitas.
Kolaborasi antara institusi publik dan inovasi lokal seperti ini akan membawa manfaat jangka panjang, tidak hanya bagi lingkungan bandara, tetapi juga sebagai inspirasi bagi simpul transportasi lain di seluruh Indonesia. PT Angkasa Pura Indonesia berkomitmen untuk menjadikan Bandara YIA sebagai percontohan penerapan prinsip hijau dan rendah karbon dalam operasional transportasi udara.
“Pasalnya kami yakin, transformasi keberlanjutan harus dimulai dari keberanian untuk berinovasi, berkolaborasi, dan bertindak,” tegas Rully Artha.
Sambutan dari dunia usaha disampaikan oleh Robby Kusumaharta, Wakil Ketua Umum KADIN DIY, yang mewakili Ketua Umum GKR Mangkubumi yang berhalangan hadir. Robby menyampaikan bahwa kehadiran ALGARI merupakan momentum penting bagi sektor swasta untuk lebih aktif dalam aksi lingkungan.
“Inovasi seperti ini harus terus didukung karena selain berdampak langsung pada lingkungan. Juga membuka ruang baru untuk ekonomi hijau yang kompetitif dan berkelanjutan,” kata pengusaha senior Jogja itu.
Berdasar data Dinas Pariwisata DIY, mencatat lebih dari 5 juta wisatawan per tahun, menjadikan keberlanjutan lingkungan sebagai prioritas dalam pengembangan kawasan. Peluncuran ALGARI di Bandara YIA bukan hanya simbol inovasi teknologi, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam integrasi antara sains, kebijakan publik, dan praktik industri.
Dengan langkah ini, Jogja menegaskan komitmennya sebagai daerah yang aktif membangun masa depan pariwisata hijau nasional. (*/ ted)