News  

Gapoktan Sedyo Manunggal Kalitirto Mantapkan Langkah Dukung Ketahanan Pangan

Pertemuan sosialisasi mengenai konsep Koperasi Desa Merah Putih/Foto: Hari

bernasnews— Dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sedyo Manunggal Kalurahan Kalitirto menggelar pertemuan strategis.

Mereka mengadakan pertemuan pada Rabu (7/5/2025) di Ruang Riptaloka, Kalurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Pertemuan ini menjadi wadah diskusi penting mengenai penguatan peran kelompok tani dalam membangun ketahanan pangan berbasis desa.

Pertemuan Gapoktan Sedyo Manunggal Kalitirto

Acara ini dihadiri oleh jajaran pemerintahan Kalurahan Kalitirto seperti Lurah, Ulu-Ulu, dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian. Turut hadir pula perwakilan dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4) Wilayah VII, serta pengurus dari 17 Kelompok Tani, 8 Kelompok Ternak, dan 10 Kelompok Wanita Tani se-Kalurahan Kalitirto.

Ketua Gapoktan Sedyo Manunggal, Maryoto, dalam sambutannya menekankan bahwa Gapoktan memiliki peran vital sebagai ujung tombak pelaksanaan program ketahanan pangan di tingkat tapak.

Menurutnya, program cadangan pangan harus bermula dari desa, dengan penguatan kelembagaan tani sebagai fondasi utamanya.

“Gapoktan Sedyo Manunggal sudah memiliki koperasi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) yang telah berjalan. Namun ke depan, koperasi ini perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan agar manfaatnya lebih terasa oleh seluruh anggota dan masyarakat,” ujar Maryoto.

Maryoto menambahkan bahwa sinergi antara kelompok tani, kelompok ternak, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan kekuatan besar jika pengelolaan terpadu dan berkelanjutan. Selain menjadi sarana produksi pangan, kelompok-kelompok ini juga berpotensi menjadi motor ekonomi desa.

Sosialisasi Konsep Koperasi Desa Merah Putih

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan BNI UGM, Nurrita R.J. Nasution, menyampaikan sosialisasi mengenai konsep Koperasi Desa Merah Putih.

Program ini merupakan salah satu skema kelembagaan desa untuk memperkuat kemandirian ekonomi lokal dan memperluas dukungan terhadap ketahanan pangan.

Nurrita menjelaskan bahwa Koperasi Desa Merah Putih dapat berkembang di berbagai sektor seperti gerai sembako, apotek desa, unit simpan pinjam, gudang logistik, hingga klinik desa.

Skema ini harapannya mampu mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat secara mandiri sekaligus membuka peluang usaha baru di desa.

“Prosedur pendirian koperasi ini diawali dari sosialisasi ke masyarakat, dilanjutkan dengan musyawarah desa, pemilihan pengurus, penyusunan AD/ART, kemudian proses legalisasi ke Dinas Koperasi dan UKM hingga ke Kementerian Hukum dan HAM,” jelas Nurrita.

Pertemuan ini mendapat sambutan antusias dari para peserta, terutama dari kelompok tani dan KWT. Mereka melihat peluang besar untuk berkembang melalui model koperasi desa.

Sejumlah peserta bahkan menyampaikan kesiapan untuk membentuk tim kecil guna mengawal pendirian koperasi secara lebih konkret.

Dengan semangat kebersamaan dan kemauan untuk terus belajar, Gapoktan Sedyo Manunggal menunjukkan keseriusan dalam menyongsong era baru pertanian dan ekonomi desa yang tangguh. Program ini akan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Sleman dalam membangun ketahanan pangan berbasis komunitas yang berdaya dan mandiri.(Hari)