News  

Pemberdayaan Perempuan lewat Pemanfaatan Hasil Kehutanan: Fokus Tidak Hanya Aspek Ekonomi

Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan/Foto: ef linangkung

bernasnews– Kementerian Kehutanan Republik Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pemberdayaan perempuan di berbagai sektor, termasuk dalam pemanfaatan hasil kehutanan.

Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, menyatakan bahwa pihaknya menjalin kolaborasi erat dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), termasuk hingga ke tingkat pemerintah daerah dan kabupaten.

“Banyak perempuan saat ini menjadi tulang punggung keluarga, seperti Mama Bambu di NTT dan di berbagai wilayah lainnya. Karena itu, kami ingin memastikan mereka mendapatkan ruang yang layak untuk berkembang dan berdaya,” ujar Raja Juli, Selasa (26/5/2025).

Ia menegaskan, kerja sama ini tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga menyasar pada upaya mencegah diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Ini sekaligus menjamin kesetaraan gender dan kesejahteraan yang berkelanjutan di sektor kehutanan.

Perempuan sebagai Pilar Ekonomi dan Sosial

Wakil Menteri PPPA, Veronica Tan, yang turut hadir dalam kunjungan kerja ke Gunungkidul, menegaskan bahwa peran perempuan saat ini jauh melampaui pandangan tradisional.

Menurutnya, perempuan tidak hanya menjadi tulang rusuk, tetapi juga tulang punggung keluarga dan penggerak utama ekonomi lokal.

“Perempuan tidak hanya ibu rumah tangga. Mereka adalah petani, pelaku UMKM, dan pilar penting dalam membangun ketahanan keluarga dan ekonomi masyarakat,” ujar Veronica.

Ia mengapresiasi semangat perempuan-perempuan di Gunungkidul yang secara aktif tergabung dalam kelompok usaha, terutama di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Banyak dari mereka yang berani mengklaim identitas sebagai petani dan pelaku ekonomi keluarga.

Dukungan Pelatihan dan Fasilitas

Beberapa perwakilan perempuan pelaku UMKM juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah, khususnya terkait peningkatan pelatihan keterampilan, fasilitasi pengemasan produk, hingga standarisasi pasar. Langkah ini dinilai penting untuk memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan daya saing produk lokal.

“Semangat perempuan untuk keluarga dan komunitas sangat luar biasa. Kami di Kementerian PPPA memastikan bahwa ruang bagi perempuan akan selalu terbuka,” tutup Veronica Tan.

Sinergi antara dua kementerian ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi perempuan sebagai agen perubahan, terutama di sektor kehutanan yang berkelanjutan dan berbasis komunitas.(ef linangkung)