bernasnews – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan tema pembangunan tahun 2025/2026 dengan menitikberatkan pada penguatan produktivitas sektor unggulan dan pemanfaatan teknologi informasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
“Tema pembangunan DIY tahun 2025/2026 adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui penguatan produktivitas sektor unggulan serta optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi,” demikian disampaikan dalam forum Musrenbang RKPD DIY 2026 yang digelar pada Selasa (16/4/2025).
Tema ini merupakan kelanjutan dari arah pembangunan tahun sebelumnya. Pemerintah daerah meyakini bahwa produktivitas sektor unggulan perlu terus ditingkatkan dengan dukungan teknologi agar pertumbuhan ekonomi daerah semakin merata. Adapun sektor unggulan yang menjadi fokus DIY antara lain pariwisata, pertanian, dan industri manufaktur. Pemanfaatan teknologi industri pun turut didorong untuk meningkatkan efisiensi di sektor-sektor tersebut.
“Teknologi industri didorong pemanfaatannya pada berbagai sektor terutama pada sektor unggulan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam mendorong pertumbuhan,” demikian penegasan dalam dokumen resmi Bappeda DIY.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, juga menyoroti pentingnya kualitas perencanaan pembangunan, terutama di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
“Kehidupan juga mengalami transformasi terus-menerus. Pada akhirnya perubahan tetap akan datang, entah sebagai kemajuan atau tantangan yang harus dihadapi,” ujar Sultan dalam sambutannya, merujuk pada pergeseran misi nasional dari Nawacita ke Astacita.
Meski menghadapi tantangan, capaian pembangunan DIY menunjukkan tren positif. Dalam sepuluh tahun terakhir (2014–2024), DIY mencatat penurunan angka kemiskinan tercepat di Pulau Jawa sebesar 4,17 persen. Penurunan kemiskinan ekstrem juga signifikan, dari 1,24% pada Maret 2023 menjadi 0,85% pada Maret 2024.
“Penurunan kemiskinan ekstrem DIY tahun 2024 menduduki peringkat nomor 2 se-Pulau Jawa setelah Provinsi Banten yang turun sebesar 0,50 persen,” ujar Kepala Bappeda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti.
Made juga menyampaikan bahwa kondisi ekonomi DIY saat ini tergolong stabil.
“Pertumbuhan ekonomi kita bagus, sama dengan nasional yaitu di angka 5,03%. Untuk laju inflasi juga dalam posisi yang cukup bagus karena pas di Februari kita mengalami deflasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, tingkat pengangguran terbuka DIY lebih baik dibandingkan nasional, yakni di angka 3,48%. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY menempati posisi kedua terbaik secara nasional setelah DKI Jakarta.
Melihat berbagai capaian tersebut, Made optimistis kinerja pembangunan tahun 2025 akan lebih baik. Ia berharap arah pembangunan nasional melalui RPJMN 2025–2029 dapat selaras dengan strategi dan kebutuhan lokal di DIY, termasuk dalam mengimplementasikan delapan prioritas nasional dari misi Astacita serta program-program strategis daerah.
Di akhir forum, Sultan HB X menegaskan pentingnya pelibatan masyarakat dan sinergi lintas sektor dalam perencanaan.
“Musrenbang RKPD DIY tahun 2026 ini adalah ikhtiar untuk mengawal pembangunan daerah yang semakin berkualitas,” tuturnya.
Ia menutup dengan seruan agar pengelolaan belanja daerah dilakukan lebih bijak.
“Setiap rupiah harus dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya, mengutip filosofi Jawa tentang pentingnya efisiensi dan hasil nyata dalam pembangunan.