bernasnews – Keluarga besar Among Trah Ali Basya Sentot Abdul Mustofa Prawirodirdjo (ATAS) Yogyakarta bersyukur dan bersuka cita dapat melaksanakan Halal Bihalal 1 Syawal 1446 H di Bumbu Desa Resto – Sagan, Yogyakarta, Sabtu (5/4/2025) dengan khidmat dan lancar. Keluarga besar paguyuban ini diajak untuk senantiasa bersikap baik dan meneladani leluhur mereka. Kegiatan tahunan dengan tuan rumah kali ini keluarga besar H. Jusuf Sartono, MSc dihadiri sekitar 110-an orang tamu. Jumlah peserta tersebut terbanyak dalam acara syawalan selama ini.
Ketua ATAS dan sekaligus ketua panitia syawalan Suryo Putro kepada bernasnews mengemukakan, pengurus dan anggota ATAS merasa senang dapat melaksanakan beberapa kegiatan penting paguyuban sepanjang tahun. Yakni pertemuan rutin malam Rabu Pon yang merupakan peringatan wafatnya Ali Basya dan atau Minggu Legi yakni kelahiran Ali Basya; nyadran ke makam leluhur; serta syawalan halal bihalal.
“Berbagai pertemuan rutin itu, selain dalam rangka memanjatkan doa kepada para leluhur terutama Eyang Ali Basya, juga dimaksudkan untuk mempererat tali silaturahmi antarkeluarga dan saudara. Kami berharap, pada pertemuan rutin malam Rabu Pon atau Minggu Legi dapat dihadiri lebih dari biasanya, yang rata-rata sekitar 15 sampai 20-an orang. Selain itu, kehadiran kaum muda juga sangat diharapkan. Mereka inilah yang nantinya akan jadi generasi penerus kami,” kata Suryo Putro.
Dalam setiap pertemuan rutin, beberapa kali sesepuh ATAS H. Jusuf Sartono, MSc menyampaikan harapan agar kaum muda ATAS dapat dihadirkan dan digerakkan. Selain itu, diharapkan dapat dibuka perwakilan ATAS di Jakarta, karena anggota perwakilan paguyuban di ibu kota cukup banyak.
Dalam sambutan syawalan ATAS 2025, Suryo Putro menyampaikan riwayat singkat Kanjeng Pangeran Haryo Ali Basya Sentot Abdul Mustofa Prawirodirjo. Raden Bagus Sentot lahir di Maospati, Madiun tahun 1808, putra dari Raden Ronggo Prawirodirjo III (Bupati Wedana Wilayah Mancanegara Timur tahun 1796 – 1810 yang berkedududukan di Madiun). Ali Basya wafat dalam pembuangan di Bengkulu pada Rabu Pon tanggal 17 April 1855 dalam usia 47 tahun.
“Beliau seorang revolusioner, seorang nasionalis yang menjunjung nasionalismenya dengan keberanian, kepandaian dan taktik luar biasa yang diakui terus terang oleh lawan,” kata Suryo.
Setelah menyampaikan sejarah singkat Ali Basya, dia memperkenalkan keluarga ATAS yang hadir, pemanggilan perwakilan keluarga sekaligus menempati tempat duduk yang sudah disiapkan. Kemudian ikrar syawalan dan foto bersama keluarga besar ATAS, dilanjutkan dengan saling bersalaman diiringi sholawat atau lagu bernuansa lebaran. Acara selanjutnya adalah sholat, makan siang, hiburan, undian/pembagian doorprize tahap I dan tahap II.
Dalam acara salam-salaman syawalan ATAS 2025 duduk berderet di kursi keluarga RM Ambarwilogo yang diwakili oleh H. Jusuf Sartono, MSc dan R.Ay. Isminah Sartono selaku tuan rumah, perwakilan keluarga KRT Pringgodiningrat oleh RM Djoko Sarhendro, SH., perwakilan keluarga Setjodiningrat oleh Ir. Ken Suratiyah.
Kemudian perwakilan keluarga RP. Pandji Hardjowardojo oleh RM Wahyu Edhi Sutrisno, ST., keluarga RM Mantoro oleh Ir. RM Suryo Aji Mantoro, keluarga Suryo Sudirdjo oleh RM Anto Margono, keluarga Glagah Soemadi Prawirodirdjo oleh Rinto, keluarga R.Ay. Jaenab Pandji Mangunkertarto oleh KRT Probosuyono, SE. perwakilan BRA Soerjadiah Djojokoesoemo, perwakilan keluarga RMT Soedjono.
Setelah pembagian doorprize, acara yang dipandu oleh Radeva Danendra Diovi (10 tahun) dan Anto Margono (67 tahun) pun ditutup dengan penuh syukur. (mar)