bernasnews – Idul Fitri 1 Syawal 1446 H telah berlalu dengan khidmat, indah, bermakna dan penuh kenangan. Setelah sholat Ied di masjid dan lapangan, umat Islam dan masyarakat umum mengadakan acara syawalan. Ada yang langsung setelah sholat dari masjid, ada yang diagendakan beberapa hari kemudian.
Salah satu warga masyarakat yang rutin mengadakan syawalan setelah sholat Ied di masjid setempat adalah RT 11 Perumahan Ambarketawang Indah (AKI), Mejing Wetan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, DIY. Pada hari Senin (31/3/2025) syawalan warga ini diikuti oleh sebagian warga setempat, baik tua muda, bapak ibu, dan anak-anak. Sebagian yang lain mudik.
Syawalan Perum AKI dipandu oleh Rokip Mujiraharja, sambutan ketua RT 11 Widianto Wahyudi, ikrar syawalan oleh Deno dan Juan yang mewakili kaum muda dan Rachmat Djauhari yang mewakili kaum tua, serta hikmah syawalan oleh Prof Dr Rijanto.
Prof Rijanto pada kesempatan ini memberikan wejangan kepada kaum muda untuk “teken, tekun dan tekan”. Artinya, siapapun yang mempunyai cita-cita lalu menempuhnya dengan sungguh-sungguh, pasti akan sampai pada tujuan.
Sebelumnya, dia menyampaikan tentang lebaran yang bermakna semakin luas. Mengutip website Depkeu, lebaran memiliki lima padanan kata, yaitu lebar-an, luber-an, labur-an, lebur-an dan liburan.
Lebaran berasal dari kata lebar yang ditambahkan imbuhan –an. ‘Lebar’ berarti lapang. Maknanya, tentu agar di hari raya kita harus berlapang dada. Sifat lapang dada muncul untuk meminta dan sekaligus memberi maaf kepada sesama.
Luber-an. Luber dalam KBBI memiliki arti melimpah, meluap. Dengan kata lain, melewati batas daripada batas yang ditentukan. Luber maafnya, luber rezekinya, dan luber pula pahalanya sehabis Ramadhan. Untuk itu, maka luber-an bertransformasi menjadi lebaran.
Labur-an. Lebaran diambil dari kata dalam Bahasa Jawa, yaitu laburan. Artinya, mengecat. Hal ini tak lepas dari kebiasaan dari mayoritas orang Indonesia. Menjelang datangnya Idul Fitri, semua kepala keluarga sibuk mengecat rumahnya agar tampak indah. Dari kebiasaan liburan menjelang Idul Fitri inilah, lebaran menjadi sebuah kata yang setara dengan makna Idul Fitri itu sendiri.
Lebur-an. Kata leburan diambil dari Bahasa Jawa yang berarti menyatukan. Artinya, selepas Ramadhan itu diharapkan kita mampu meleburkan diri kita pada sifat-sifat Tuhan. Caranya dengan ujian dan cobaan, dengan kesabaran dan ketenangan. Semangat perubahan itulah yang merubah leburan menjadi lebaran.
Liburan. Lebaran merupakan plesetan dari liburan. Dalam kalender Nasional, Hari Raya Idul Fitri adalah tanggal merah. Ini berarti hari libur. Oleh karena alasan itu, maka liburan yang diucapkan berulang-ulang, menjadi awal mula munculnya istilah lebaran.
SYAWALAN ATAS YOGYAKARTA
Sementara itu, Among Trah Ali Basyah Sentot Abdul Mustofa Prawirodirdjo (ATAS) Yogyakarta akan mengadakan acara syawalan 1 Syawal 1446 H di Bumbu Desa Resto – Sagan, Yogyakarta, Sabtu (5/4/2025).
Ketua panitia Suryo Putro kepada bernasnews mengemukakan, pada pukul 09.30~10.00 WIB dilaksanakan persiapan tempat acara, kupon doorprize oleh pengurus dan panitia. Pukul 10.00~10.30 WIB : registrasi para kerabat / undangan diiringi alunan keyboard lagu-lagu bernuansa lebaran.
Pukul 10.30~10.40 WIB : pembukaan oleh MC; dilanjutkan dengan sambutan dari tuan rumah penyelenggara syawalan (Keluarga H.Jusuf Sartono, M.Sc); pukul 10.40 -11.10 pembacaan doa dan tauziah hikmah syawalan; pukul 11.10~12.10 WIB : sambutan dari Ketua ATAS sekaligus penjelasan tentang ATAS; perkenalan keluarga anggota ATAS yang hadir; pemanggilan perwakilan keluarga generasi II atau III sekaligus menempati tempat duduk yang sudah disiapkan; ikrar syawalan dan foto bersama keluarga besar ATAS dilanjutkan dengan saling bersalaman diiringi sholawat atau lagu Lebaran.
Acara selanjutnya, pukul 12.10~13.00 WIB : waktu sholat, makan siang, hiburan, undian doorprize tahap I; pukul 13.10~14.00 WIB : acara santai, hiburan diselingi quiz serta pembagian door prize tahap II; pukul 14.00 WIB : penutup, dilanjutkan dengan saling bersalam-salaman.
Undangan syawalan yang akan hadir antara lain perwakilan keluarga RM Ambarwilogo, perwakilan keluarga KRT Pringgodiningrat, perwakilan keluarga BRA Soerjadiah Djojokoesoemo, perwakilan keluarga RMT Soedjono, perwakilan keluarga RP. Hardjowardojo, perwakilan keluarga Setjodiningrat, perwakilan keluarga RM Mantoro.
MAKNA IDUL FITRI
Melansir laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), Idul Fitri bukan sekadar tentang hari perayaan, pakaian baru, dan hal-hal lain yang serba baru. Meski pada dasarnya umat muslim disunnahkan untuk menggunakan pakaian baru, tetapi secara hakikat, bukan itu makna sesungguhnya dari Hari Raya Idul Fitri.
Lebih dari itu, Idul Fitri dimaknai sebagai bentuk refleksi diri, bentuk rasa syukur, dan kegembiraan. Dalam hal ini, refleksi diri berarti setiap umat muslim dianjurkan untuk introspeksi diri dan kembali kepada fitrah Islamiyah. Artinya, umat muslim diharapkan dapat kembali suci setelah dibersihkan dengan puasa Ramadan selama 1 bulan penuh, yang kemudian disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai bentuk rasa syukur dan berbagi kepada sesama, serta saling memaafkan atas kesalahan yang pernah terjadi.
Beberapa tradisi Idul Fitri di Indonesia yang masih dilakukan hingga saat ini yakni mudik, ketupat, malam takbiran, ziarah ke makam, parsel atau hampers lebaran, THR (tunjangan hari raya), dan halal bi halal. (mar)