News  

Didik Nini Thowok Tidak Kenal Lelah Gali Kekayaan Seni Tradisional

Didik Nini Thowok (nomor tiga dari kiri), GKR Bendara (nomor tiga dari kanan) pada acara peluncuran dan bedah buku “Tubuh Kreatif Sang Maestro – Perjalanan Budaya Didik Nini Thowok” di Bentara Budaya Yogyakarta, Jalan Suroto Kotabaru Yogyakarta, Jumat 21/3/2025. (Foto : Y.B. Margantoro/bernarnews)

bernasnews – Kegigihan tanpa kenal lelah Didik Nini Thowok dalam menggali kekayaan budaya seni pertunjukan trdisional Indonesia dari berbagai empu di dalam dan luar negeri, membuahkan hasil yang membanggarakan. Tubuh kreatif maestro Didik menghantarkan dia sampai ke tonggak 50 tahun berkarya yang inspiratif. Semestinya, generasi muda seni di Indonesia belajar dari lelaki yang selalu murah senyum itu agar seni tradisional di tanah air tetap lestari. 

Hal itu mengemuka dari perbincangan penulis Ayu Utami dan budayawan Romo G. Budi Subanar, SJ serta sambutan Ketua Panitia Kridha Panca Dasa Warsa Bambang Pudjasworo dalam acara peluncuran dan pembahasan buku “Tubuh Kreatif Sang Maestro : Perjalanan Budaya Didik Nini Thowok” di Bentara Budaya Yogyakara, Jalan Suroto Kotabaru Yogyakarta, Jumat (21/3/2025) petang.

Agenda yang merupakan penutup rangkaian acara Kridha Panca Dasa Warsa : Merayakan 50 Tahun Pengabdian Didik Nini Thowok ini dimeriahkan pula dengan presentasi tari oleh Didik Nini Thowok, Otniel dan Whawin; peluncuran buku; diskusi buku. Hadir antara lain GKR Bendara, para seniman dan budayawan serta sahabat Didik.

Suasana diskusi buku terasa cair, menginspirasi dan menguatkan bukti bahwa kerja keras penuh semangat dan tulus tidak akan mengingkari hasil. Hal itu dibuktikan oleh Didik yang gigih mempelajari berbagai bentuk dan gaya tari tradisi dari dalam dan luar negeri. Di luar negeri, Didik belajar dari para ahli di Jepang, India, Spanyol, Thailand, Kamboja, dan China. Demikian pula dalam sajian presentasi tari oleh trio Didik, Otniel dan Whawin, selain gerakan tari yang profesional juga ada selingan humor spontan mereka yang mengundang tawa segar hadirin. Didik memang maestro di bidang seni tradisional dan tari humor.  

Pencapaian karya Didik dalam buku Tubuh Kreatif Sang Maestro setebal 416 halaman, berwarna, dengan kertas lux terbitan Pohon Cahaya bekerjasama dengan Yayasan Natya Laksita itu menceminkan dedikasi dan semangatnya yang tiada henti belajar, berkarya dan mengembangkan seni pertunjukan, menjadikannya sebagai subyek kreatif yang menginspirasi banyak generasi.

Buku menyajikan sambutan-sambutan Gubernur DIY, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, GKR Mangkubumi, dan GKBRAA Paku Alam. Kemudian prolog oleh Sal Murgiyanto, Bab I Didik Nini Thowok dalam Pendekatan Multidisiplin, Bab II Mengulik Didik Nini Thowok Melalui Karyanya, Bab III Didik Nini Thowok dalam Ingatan Para Sahabat, dan epilog oleh Felicia Hughes Freeland. Ada 21 penulis dalam buku ini, sembilan diantaranya adalah penulis luar negeri.   

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan pengantar buku mengemukakan, Didik Nini Thowok dengan kepiawaiannya yang mendunia menegaskan filosofi bahwa tari bukan hanya tentang gerak, melainkan tentang menyampaikan pesan tanpa suara. Dengan tubuhnya, Didik telah mengorkestrasi melodi budaya yang menggema di hati penikmat seni di berbagai belahan dunia. (mar)